Menteri Yohana Yembise: Jangan Coba Main Main Dengan Anak Anak

Loading

NTT, gardaindonesia.id – Target PBB tidak ada kekerasan terhadap perempuan dan anak di Tahun 2030, mendapatkan perhatian dari Pemerintah Indonesia, saat 2 Tahun lalu, Presiden RI Jokowi cukup marah terkait kekerasan seksual terhadap anak anak sampai ada yang meninggal, sehingga Kementrian PPPA RI dan Kementrian terkait menerbitkan Undang Undang No 17 Tahun 2016

Undang Undang No 17 Tahun 2016 Pasal 81 ayat 1-9 “Barang siapa melakukan kejahatan seksual terhadap anak anak, jika anak anak ada yang mati, cacat, mengidap penyakit berbahaya, maka akan dikenakan hukuman tembak mati, hukuman kebiri, hukuman seumur hidup, pemasangan chip di tubuh pelaku dan pengumaman Identitas pelaku ke publik “.

Urusan Perempuan dan Anak anak adalah urusan Wajib Daerah yang harus dilaksanakan oleh Provinsi dan Kota, Anggaran juga harus diperhatikan, diberikan kepada anak anak, karena anak anak investasi masa depan.

Himbauan dan penegasan tersebut disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Prof Yohana Yembise pada Pembukaan Jambore V PAR GMIT NTT,Rabu/4 Juli 2018. Jambore dilaksanakan dari tanggal 3-8 Juli 2018 di pelataran Gereja Alfa Omega Labat, Kelurahan Bakunase II, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang Provinsi NTT-Indonesia.

Prof Yohana Yambesi bersama anak anak Jambore V PAR GMIT NTT 2018 yang berjumlah sekitar 2000 anak yang berasal dari 53 klasis GMIT, bersama menyanyikan lagu “Hari Ini Kurasa Bahagia”.

Usai bernyanyi bersama anak anak, Menteri PPPA RI, Yohana Yembise memberikan arahan;

“Ibu Menteri PPPA ada disini (Pembukaan Jambore) bukan untuk orang dewasa namun untuk anak anak NTT “, tandas Menteri Yohana kepada anak anak PAR.

“Walaupun saya dari Papua, namun punya hati untuk anak anak NTT, mewakili anak anak mengucapkan Terima Kasih kepada Pemprov NTT, Pemkot Kupang, dunia usaha, dunia media dan masyarakat “, sebut Mama Yo sebutan akrab Yohana Yembise, perempuan asal Papua ini. “Ini bukti nyata, banyak yang membantu anak anak “, ujarnya.

“Saya titip anak anak, karena mereka yang akan melanjutkan pembangunan di NTT “, pinta Mama Yo.

“Saya punya tugas melindungi anak anak dari segala bentuk Kekerasan terhadap mereka, Jangan coba main main dengan anak anak ini “, tegas Menteri PPPA RI asal Papua tersebut.

Saya titip anak anak, karena mereka yang akan melanjutkan pembangunan, kepada Ibu Ketua Sinode GMIT, Gereja harus Menjadi contoh. Gereja harus memberikan pencerahan terhadap orang tua sebagai Anggota jemaat untuk membina keluarga, karena keluarga kunci segalanya.

Kekerasan fisik terhadap perempuan dan anak masih tinggi di Indonesia Timur masih tinggi, orang masih minum mabuk hingga pukul isteri dan anak. (+rb)