SMPK Santo Yoseph Kupang; Sekolah Berbasis Ekologis

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id – SMP Katolik Santo Yoseph didirikan pada tanggal 6 Januari 1966. Kala itu digagas oleh seorang tokoh awam Katolik, Bapak Yos Djogo,B.Sc. , yang keseharianya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Pertanian NTT.

SMP Katolik Santo Yoseph; Sekolah milik Yayasan Swastisari Keuskupan Agung Kupang berlokasi di Jalan E.R.Herewila No. 27 RT 05 / RW 03 Kelurahan Naikoten II Kecamatan Kota Raja Kota Kupang ini, awalnya bernama SMP Katolik Sapientia II (Sapientia artinya kebijaksanaan). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan pada siang hari dan dipimpin oleh Bapak Barlon Parera, asal Sikka – Flores sebagai Kepala Sekolah.

Sejak Agustus 2015, SMP Katolik Santo Yoseph Kupang mulai berbenah diri dibawah asuhan Kepala Sekolah Romo Fransiscus Amandus Oe Ninu,Pr., Speksanyo (akronim dari SMP Katolik Santo Yoseph) kini berubah dalam banyak hal termasuk tampilan fisik sekolah.

Berbasis Sekolah Ekologis (lingkungan), Kepala Sekolah Speksanyo, Romo Amance (sapaan akrab) menata ulang sekolah menjadi lebih nyaman, sejuk dan rindang. Pantauan gardaindonesia, deratan pepohonan, tanaman,kolam Ikan dan air mancur tertata apik dan indah di halaman depan sekolah.

Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berprilaku ramah lingkungan. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan pada siswa sejak di bangku sekolah. Lingkungan Sekolah yang kondusif sangat diperlukan agar tercipta proses pembelajaran yang bermutu.

Anak-anak Speksanyo terlihat menikmati suasana lingkungan yang asri dan sejuk, beberapa anak duduk di bangku yang terbuat dari semen dengan latar belakang (air mancur dan [deretan kandang burung; kandang ayam hutan dan bebek]). Disudut sekolah terdapat wahana berupa Goa Maria (tempat berdoa bagi Umat Katolik) yang ditata dengan kolam kecil berisi ikan koi.

Dijumpai, Selasa/31 Juli 2018, Romo Amance bertutur, Sebagai Kepsek Speksanyo; memperhatikan 3 (tiga) aspek untuk perubahan Speksanyo yakni

Pertama, Penampilan; dengan perubahan penampilan fisik sekolah karena sekolah tua dengan penggantian kamar mandi/WC dan pembuatan taman;

Kedua, Pelayanan; di dalam dan luar kelas berupa pembinaan dan pendampingan, olahraga dan seni, Festival Seni, Kegiatan Literasi, Bimbingan Lomba dan Pembinaan Rohani;

Ketiga, Prestasi; anak-anak Speksanyo dituntun untuk berprestasi.

Dengan tetap memperhatikan 8 (delapan) standar pemerintah berupa Kompetensi Lulusan, Isi, Proses, Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan Pendidikan dan Penilaian Pendidikan.

“Sekolah ini saya tata dan harus menjadi rumah bagi anak-anak, “ungkap Romo Amance.

Anak-anak Speksanyo dituntun untuk menjaga keseimbangan dengan menjaga ekologis sekolah agar tetap terjaga dan terpelihara. (+rb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *