Juli-September Alami Deflasi; Kepala BPS Akui Andil TPID & Satgas Pangan

Loading

Kupang-NTT, Gardaindonesia.id-Selama kurun waktu Juli-September 2018, Provinsi NTT mengalami deflasi yangmana Juli deflasi 0,13 persen; Agustus deflasi 0,45 persen; dan September 2018 alami deflasi sebesar 0,69 persen karena adanya penurunan Indeks harga pada 3 kelompok pengeluaran yaitu: bahan makanan, kesehatan dan transportasi. Komoditas yang mendorong deflasi diantaranya kangkung -0,17 angkutan Udara -0,11 Ikan tongkol -0,10 tahu mentah -0,09 sawi putih -0,07 cabai rawit -0,05 ikan cakalang/sisik -0,05 bayam -0,04.

Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia menjelaskan kepada para awak media cetak, elektronik dan online, dalam sesi jumpa pers di Aula Konferensi Kantor Badan Pusat Statistik NTT, Senin/1 Oktober 2018 pukul 12.30 wita. “Untuk September 2018, pantauan kami secara umum di 2 Kota yakni Kota Kupang dan Maumere, harga-harga mengalami penurunan, dengan demikian gabungan 2 kota tersebut NTT mengalami deflasi 0,69 persen atau Inflasi Negatif,“ jelas Maritje.

Lebih Lanjut Maritje menyampaikan inflasi sangat terkendali dan berharap Oktober-Desember 2018 NTT tetap alami deflasi. “Deflasi terus meningkat dan berharap 3 bulan di akhir tahun tetap deflasi tetapi di akhir tahun; namun ada fenomena gejolak karena adanya hari raya, “ujarnya

Saat ditanya media ini mengenai peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Maritje menyampaikan bahwa andil besar Tim Pengendali Laju Inflasi Daerah (TPID) NTT dalam mengendalikan laju Inflasi. Di semua daerah TPID ada dan diprakarsai oleh Bank Indonesia dan dibentuk oleh Gubernur sebagai Ketua TPID.

“Saya rasa andil TPID sangat besar. Tim TPID rutin melakukan pertemuan dengan Tim Satgas Pangan; Selalu kita antisipasi, apalagi saat menyongsong Hari Raya dan Hari Raya Besar Agama,“ terang Maritje.

Selebihnya Maritje memberi contoh, seperti saat Lebaran diadakan Operasi Pasar dan Pasar Murah termasuk mengecek semua sektor yang terkait penyediaan pangan seperti di Pelabuhan “Gimana barang sudah dibongkar atau belum, pihak pertanian; beras dan panen seperti apa?, peternakan; posisi ternak (ayam atau sapi) tersedia atau harus diambil dari luar?, semua sudah dibagi tanggung jawab dan tinggal dipantau. Memang semua punya andil untuk menjaga dan mengendalikan laju inflasi,“ ungkap Maritje.

“Buktinya 3 (tiga) bulan berturut-turut semakin terkendali Inflasi kita (alami deflasi) . Walaupun kita tak bisa pungkiri bahwa menjelang natal atau lebaran; fenomena itu terjadi, misalnya dari sisi angkutan, suka atau tidak suka harus pulang menggunakan transportasi berupa angkutan udara,“ pungkas Kepala BPS NTT. (+rb)