BMKG Kupang: “7 Kali Gempa Bumi di Sumba Timur Tidak Berpotensi Tsunami“

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id–Gempa Bumi Mag 6.0 yang melanda Sumba Timur berlokasi di 66 km BaratDaya pada Selasa/2 Oktober 2018 pukul 07.59 wita yang dirasakan paling kuat di Sumba terutama di Waingapu dan sekitarnya. Terjadi 7 kali Gempa Bumi Mag 6,0 pukul 07.59 wita dan Mag 6,3 pukul 08.16 wita berjarak setiap 16 menit dirasakan hingga 4 mmi yang menyebabkan goyang dan beberapa bangunan retak ringan dan sedang.

Sholakhudin Noor Falah, Kasi Data dan Informasi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Stasiun Geofisika Kampung Baru Kupang kepada gardaindonesia.id menyampaikan bahwa Gempa Bumi yang terjadi di Sumba Timur tidak berpotensi Tsunami. “Jadi kita tidak bisa memberikan perkiraan tsunami sebelum terjadi gempa bumi,“ jelas Sholakhudin.

“Untuk gempa ini tidak berpotensi tsunami. Jadi saat terjadi saat gempa bumi 7 SR dan kedalaman dangkal sekitar 10 km dibawah laut atau dibawah 30 km dan magnitude tidak mencapai 7 SR, kita tidak mengeluarkan Potensi Tsunami. Potensi tsunami untuk gempa selanjutnya dibawah 7 SR bisa terjadi tsunami namun untuk gempa ini tidak,“ terang Solakhudin.

Solakhudin menghimbau kepada masyarakat di sekitar Sumba Timur, Sumba dan umumnya di NTT (daerah-daerah di NTT banyak yang berpotensi tsunami); jika terjadi gempa bumi yang besar sekali dengan durasi waktu diatas 30 detik harus waspada dan segera mengungsi ke daerah yang lebih tinggi minimal 30 meter dari permukaan laut.

“NTT pernah terjadi beberapa kali tsunami dan namanya gempa bumi dan tsunami akan berulang, kita tidak tahu berulang entah hitungan puluhan atau ratusan bahkan ribuan tahun,“ ujarnya

Sambung Solakhudin, Proses pergeseran Kulit bumi setiap hari terjadi sekitar 6-24 mm per tahun. Pergeseran sedikit namun suatu saat lempeng atau patahan tidak kuat menghadapi tekanan dan stress terlampaui maka lempeng patah tersebut akan terjadi gempa bumi.

Mengenai pemetaan tsunami di Wilayah Utara; Jalur sama dengan tsunami di Lombok; dimulai dari wilayah Bali sampai ke Flores, merupakan 1 patahan sama yang menyebabkan gempa bumi dan tsunami di Flores tahun 1992.
Di daerah Selatan; Sumba, Sabu, Rote dan Pulau Timor ada subdaksi atau penyusupan antara lempeng IndoAustralia ke lempeng Eurasia. Daerah lempeng tersebut berpotensi tsunami karena bersambungan ke kejadian tsunami di Aceh. (+rb)