Siap Digelar – Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali

Loading

Bali, gardaindonesia.id – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo optimis pelaksanaan pertemuan International Monetary Fund (IMF) – World Bank (WB) yang dilaksanakan di Bali, tanggal 8—14 Oktober 2018, akan berlangsung lancar dan sukses. Berbagai persiapan yang dilakukan untuk menggelar hajat besar tersebut telah selesai dilakukan. Baik dari segi tempat acara, keamanan, transportasi hingga kesiapan acara lainnya.

“Alhamdulillah, persiapan acara pertemuan IMF-WB sudah bisa diselesaikan. Semua venue yang akan digunakan sudah siap dan tertata rapi, aparat keamanan telah siap berjaga, transportasi untuk membawa para delegasi juga sudah siap sedia. Insya Allah, pertemuan ini akan berjalan lancar dan sukses,” ujar Bamsoet usai meninjau persiapan pelaksanaan pertemuan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, Minggu (07/10/18) malam.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mengungkapkan, pertemuan IMF-WB di Bali menyedot perhatian besar dunia. Perhelatan akan dihadiri oleh para pejabat pembuat kebijakan ekonomi dan sektor keuangan dari 189 negara. Selain menteri keuangan dan gubernur bank sentral, sejumlah kepala negara juga akan mampir ke Indonesia untuk menghadiri pertemuan ini.

“Perlehatan internasional ini adalah gengsi negara. Sebagai negara besar, Indonesia harus sukses sebagai penyelenggara. Informasi yang saya terima sudah sekitar 32.000 orang mendaftarkan diri untuk bisa ikut serta dalam perhelatan tahunan ini, baik mendaftar melalui jalur IMF – WB maupun melalui panitia nasional. Kita sama sekali tidak menduga jumlah peserta yang ingin ikut sedemikian besar. Bahkan, ini merupakan pertemuan IMF – WB terbesar sepanjang sejarah,” kata Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo.

Terkait masalah pendanaan, Wakil Ketua Umum KADIN ini menilai alokasi dana pemerintah sebesar Rp 810 miliar, masih lebih rendah dibanding pelaksanaan pertemuan IMF-WB di negara lain. Pun, dari jumlah tersebut dana yang akan digunakan diprediksi hanya sekitar Rp 566 miliar.

Jika kita bandingkan dengan Singapura, Turki, Tokyo dan Peru, jumlah tersebut masih relatif rendah. Saat menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-WB, keempat negara tersebut harus mengeluarkan dana masing-masing sebesar Rp 994,4 miliar, Rp 1,25 triliun, Rp 1,1 triliun, dan Rp2,29 triliun.

Toh, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini yakin pertemuan IMF-WB di Bali akan mendongkrak roda perekonomian Indonesia. Dari sisi ekonomi, diharapkan pertemuan tersebut dapat mendongkrak ekonomi Bali dari 5,9 persen menjadi 6,54 persen. Pertumbuhan tersebut 0,26 persen diharapkan bisa didapat dari sektor konstruksi, 0,12 persen dari perhotelan, 0,5 persen dari makanan, dan 0,21 persen lainnya dari sektor lain-lain.

“Kita juga optimis pertemuan ini akan memberikan pemasukan bagi negara dari sektor pariwisata, sekaligus mempromosikan potensi wisata Indonesia. Pemerintah sendiri telah menyiapkan lebih dari 30 paket wisata kepada para delegasi yang hadir. Kita juga harapkan pertemuan ini bisa mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia serta membuka kesempatan kerja bagi puluhan ribu masyarakat Indonesia yang terlibat acara,” papar Bamsoet.

Karenanya, politisi Partai Golkar ini berpesan agar seluruh pihak yang terlibat bisa bekerja secara maksimal agar semua agenda pertemuan bisa berjalan baik. Karena, pertemuan tersebut bisa dijadikan ajang untuk membuktikan bahwa pemerintah Indonesia bisa mengelola negara dengan baik ditengah goncangan ekonomi dunia.

“Kita semua harus mampu membuktikan Indonesia sanggup menjadi tuan rumah yang baik. Kita juga harus tunjukan kepada dunia, Indonesia mampu bertahan dari serangan ekonomi global yang tidak menentu. Semua bisa dilakukan jika kita mau melangkah seirama bersama,” pungkas Bamsoet. (*/Tim IMO)