Kemen PPPA Pastikan Perempuan dan Anak di Palu & Donggala Terlindungi

Loading

Palu,gardaindonesia.id  | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, melakukan kunjungan dan berdialog langsung dengan masyarakat penyintas gempa. Kedukaan yang mendalam melihat kondisi masyarakat palu, terutama kondisi perempuan dan anak pasca gempa ini. “Saya sangat bersedih atas bencana yang melanda kita saat ini, tapi kita tidak boleh patah semangat, kita tetap harus berjuang untuk mempertahankan kehidupan kita kedepan,” ujar Menteri Yohana menguatkan para penyintas, Rabu/10 Oktober 2018.

Ia juga menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi kekerasan seksual yang dapat terjadi kepada perempuan dan anak. “Pada saat situasi pasca bencana alam seperti ini memang kita berjuang dengan berbagai keterbatasan, namun para perempuan dan anak-anak ku disini harus waspada agar terhindar dari kekerasan yang mungkin akan terjadi. Jangan takut untuk melapor kepada pihak-pihak yang melindungi disini.” tegasnya.

Selain kekerasan seksual Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) juga menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam proses pemulihan masyarakat dan daerah Palu & Donggala untuk melindungi perempuan dan anak dari ancaman perdagangan orang atau adopsi illegal. “Banyak anak yang terpisah dari orang tuanya, saya meminta kepada seluruh pihak yang terlibat untuk mendata dan mengusahakan menemukan keluarganya, minimal keluarga besarnya, anak-anak ini jangan sampai dibawa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab” pukas Yohana.

Kemen PPPA juga akan mengupayakan pos ramah perempuan dan anak yang diharapkan dapat berguna untuk mencegah dan mengurangi potensi kekerasan baik fisik, psikis dan seksual, serta perdagangan orang terhadap perempuan dan anak. Menteri Yohana juga menyampaikan terima kasih kepada Dinas PPPA Provinsi Sulawesi Tengah yang telah membantu dalam koordinasi, Forum Anak, para relawan psikolog yang telah membantu dalam proses Recreasional Therapy kepada para pengungsi serta seluruh pihak yang sudah turut membantu meringkankan beban para penyintas.

Kunjungan ini meliputi Yayasan Al Kautsar yang terletak di Jl. Pue Bongo, Donggala Kodi, Palu Barat, serta Pos Sekolah Darurat Kemendikbud, Kelurahan Petobo, dimana Kemen PPPA juga menyertakan pendongeng dan penyanyi untuk menghibur anak-anak dengan harapan dapat mengurangi kesedihan dan kecemasan mereka. Selain itu Kemen PPPA juga memberikan sejumlah bantuan spesifik perempuan dan anak seperti perlengkapan bayi, buku cerita, krayon, pembalut wanita, masker dan lainnya. Sebelumnya, bantuan serupa juga sudah diberikan kepada pengungsi yang berada di Kota Makassar. (PM PPPA + rb)