1500 Petugas PLN Jadikan Sulteng Kembali Terang

Loading

Palu, gardaindonesia.id | Hampir satu bulan masa tanggap darurat PLN untuk normalisasi kondisi kelistrikan di Palu dan sekitarnya. Lebih dari 1.500 relawan yang terdiri dari berbagai macam latar belakang keahlian, mulai dari pembangkitan, transmisi hingga distribusi bersatu bahu-membahu untuk memulihkan kembali Palu, Donggala, Sigi dan Parigi.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh PLN untuk bergerak cepat memulihkan sistem kelistrikan di Palu dan sekitarnya pasca gempa disertai dengan tsunami dan likuifaksi yang melanda pada 28 September lalu. Mulai dari menginventarisir kerusakan infrastruktur kelistrikan pasca bencana, pemulihan listrik bagi fasilitas-fasilitas umum seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Base Transceiver Station (BTS), dan lain sebagainya hingga pengiriman lebih dari 1500 petugas PLN dari seluruh Indonesia guna mempercepat pemulihan kelistrikan di Palu dan sekitarnya.

Kini, 25 hari sudah PLN berhasil secara bertahap memulihkan sistem kelistrikan di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi. Kerja keras dan kerja cepat yang dilakukan oleh PLN selama 25 hari tersebut pun terus menujukan hasil yang signifikan.

Hal tersebut dapat dilihat melalui 8 (delapan) hari pertama, PLN berhasil memulihkan 7 (tujuh) atau 100% Gardu Induk (GI) yang menyuplai listrik untuk Palu dan sekitarnya. Disusul dengan secara paralel PLN berhasil memulihkan 45 atau 100% penyulang guna mendistribusikan listrik dari ketujuh GI tersebut di hari ke-10.

“Alhamdulillah, hal ini tentu tidak terlepas dari keterlibatan dan kerjasama tim yang solid baik dari internal maupun eksternal PLN. Semua bersatu untuk memulihkan kelistrikan di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi. Kami sangat berterimakasih atas seluruh dukungan yang diberikan sehingga memacu semangat kami untuk kembali menerangi Palu dan sekitarnya,” ujar Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN Syamsul Huda, Rabu/24 Oktober 2018.

Huda menambahkan, hingga saat ini PLN tengah berfokus untuk menyalakan listrik ke rumah-rumah pelanggan. Tercatat hingga hari ke-25 ini, PLN telah berhasil memulihkan 2.144 dari target 2.182 Gardu Distribusi yang akan dioperasikan.

Kini, para relawan PLN tersebut telah kembali ke unit asal masing-masing, dimana selanjutnya pekerjaan di lapangan akan diambil alih secara penuh oleh PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo dan PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi.

“Di samping memulihkan jaringan listrik dan gardu-gardu distribusi untuk kembali menyalurkan listrik hingga ke rumah pelanggan, kami juga sambil menginventarisir kembali rumah maupun bangunan pelanggan yang hancur akibat musibah tersebut sehingga belum dapat dialiri listrik,” tambah Huda.

Selain itu, bagi daerah-daerah yang masih terkendala dikarenakan akses jalan yang hancur, PLN hingga saat ini telah menyiapkan lebih dari 80 genset mobile sebagai solusi sementara memulihkan listrik di daerah tersebut hingga akses maupun infrastruktur pendukung lainnya di daerah tersebut selesai diperbaiki.

Kembalinya pasokan listrik juga mulai dirasakan oleh sebagian besar masyarakat di Palu dan sekitarnya. Kini warga sudah mulai banyak yang kembali ke rumah, roda perekonomian pun kini kembali berputar seiring dengan aktivitas jual beli masyarakat yang kembali tampak.

Hal itu juga dapat dilihat hingga hari ke-25 ini, dimana tercatat beban puncak di sistem kelistrikan Palu dan sekitarnya mencapai 91 MW yang sebelum gempa bebannya 125 MW. Angka tersebut terus bertambah sejak tahap pemulihan kelistrikan di Palu selama 25 hari tersebut.

Tidak hanya memulihkan sistem kelistrikan, namun PLN juga berupaya untuk dapat hadir membantu kebutuhan para korban gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya.

Melalui program PLN Peduli (CSR PLN), PLN memberikan total bantuan senilai 4,518 Milyar yang didistribusikan ke berbagai daerah di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi.
Bantuan tersebut meliputi Sembako senilai Rp. 1.184.795.600, Pakaian & Selimut senilai Rp. 1.091.400.000, Kebutuhan Kesehatan, senilai Rp. 780.000.000, Alat Penerangan senilai Rp.362.450.000, kebutuhan logistik lainnya senilai Rp. 466.500.000, Pembuatan dapur umum senilai Rp.300.000.000, Tenda untuk pengungsi senilai Rp. 236.500.000, dan air bersih senilaiRp.97.000.000.

Pemulihan psikis bagi para korban melalui trauma healing pun menjadi salah satu kegiatan yang dilaksanakan PLN untuk membantu memulihkan kembali semangat para korban untuk bisa kembali bangkit dan beraktivitas seperti sedia kala. (*/ Tim IMO)