BPS NTT : Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2018 Tumbuh 5,14%

Loading

Kupang-NTT,gardaindonesia.id | Kepala Badan Pusat Statistik(BPS) NTT, Maritje Pattiwaellapia,S.E., M.Si., saat preskon bersama wartawan media cetak, elektronik dan online (Senin,5 November 2018) di Ruang Teleconfrence BPS, menyampaikan Laju Pertumbuhan Ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT) tumbuh sebesar 5,14% (lebih tinggi 0,14%) dibanding year on year triwulan III 2017 hanya sebesar 5,00%.

Sedangkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional 5,17% (lebih tinggi 0,03% dibanding pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 5,14%) sedangkan q to q triwulan III 5,11% terhadap triwulan II 2018 4,97% (alami pertumbuhan lebih tinggi 0,14% dibanding pertumbuhan ekonomi q to q nasional hanya sebesar 3,09%.
“Sedikit lebih melamban dibanding year on year triwulan II 2018 sebesar 5,19% sedangkan year on year triwulan III 2017 sebesar 5,00%,”jelas Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia.

Lebih lanjut Maritje merincikan bahwa pertumbuhan ekonomi NTT 5,14% triwulan III didasarkan pada catatan peristiwa diantaranya jumlah tamu menginap pada hotel bintang mencapai 128.508 (tamu nusantara 114.923 orang dan tamu mancanegara 13.585 orang); Jumlah penumpang angkutan udara yang tiba di NTT mencapai 577.080 orang sedangkan penumpang yang berangkat berjumlah 555.309 orang; Stock akhir beras sebesar 26.317 ton; Pertumbuhan Produksi Industri Barang Galian Bukan Logam alami kenaikan sebesar 4,40%; Nilai ekspor luar negeri Prov NTT sebesar US$ 4.605.629 dan impor luar negeri sebesar US$ 19.572.541; Dimulainya tahun ajaran baru di triwulan III.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDRB) tertinggi pada sektor lapangan usaha yang alami pertumbuhan tertinggi quarter to quarter pada sektor konstruksi sebesar 8,78%, diikuti jasa pendidikan 8,42% dan sektor informasi dan komunikasi sebesar 6,89% sedangkan pertumbuhan year on year tertinggi pada sektor akomodasi dan makan minum 9,60%, diikuti pengadaan listrik 8,06% dan administrasi pemerintahan sebesar 8,02%.

Jelas Maritje, “Kita tahu betul bahwa di triwulan III terjadi belanja pemerintah untuk belanja modal dalam pekerjaan konstruksi yang menggerakan sektor konstruksi tumbuh 8,78% sedangkan year on year sektor akomodasi mendominasi meski share terhadap PDRB tidak terlalu besar”.

“Kalo melihat struktur PDRB sektor Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan mendominasi dengan share terbesar 28,64% namun hanya tumbuh 2,33%; administrasi pemerintahan dengan share sebesar 13,31% dengan pertumbuhan 8,02%; diikuti perdagangan dengan share 11,14% tumbuh 6,56%; sektor konstruksi dengan share 10,97% tumbuh 6,23%; dan sektor pendidikan share 9,63% tumbuh 4,78%,” terang Maritje. (+ rb)