Empati & Apresiasi Wagub Josef bagi Pemulung TPA Alak dalam Giat PUSPA

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Jumat, 9 November 2018 merupakan sesi terakhir dalam rangkaian kegiatan PUSPA (Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak) yang diinisiasi dan didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(PPPA).

Dinas PPPA NTT melalui dukungan Kementerian PPPA melakukan rangkaian kegiatan Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat di Tempat Pembuangan Akhir(TPA) Sampah Alak Kota Kupang. Rangkaian kegiatan dilakukan pada tanggal 18, 25, 30 Oktober dan 3, 9 November 2018; melibatkan para pemulung terutama perempuan dan anak-anak di TPA Alak.

Baca juga

http://gardaindonesia.id/2018/11/07/wagub-dukung-puspa-angkat-hak-dan-martabat-perempuan-anak/

Wakil Gubernur Josef Nae Soi sesuai jadwal yang telah ditetapkan, hasil audiens PUSPA NTT dan Kadis PPPA NTT, Dra. Bernadeta M Usboko,M.Si., ( Rabu,7/11/18) menepati janji kunjungan dan ikut dalam sesi kegiatan akhir (kelima) Sosialisasi dan Advokasi Perlindungan Anak Pemulung di TPA Alak. Dalam sesi tersebut Wagub Josef berempati dan memberikan apresisasi bagi para pemulung.

“Orang selalu katakan bahwa sampah itu tidak berguna, padahal sampah mempunyai nilai sangat tinggi; karenanya bapak, mama dan saudara-saudara yang menjalani profesi ini jangan berkecil hati. Dari sudut sosial harus meyakinkan kepada diri dan masyarakat bahwa diri anda bukan sama dengan sampah namun membuat sampah jadi lebih manusiawi,” ujar Wagub Josef.

Lebih lanjut Josef Nae Soi berujar, Gubernur dan Wakil gubernur kalian, pernah hidup di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Jakarta. “Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi pernah bergelut dengan sampah,” ungkapnya.

Atas ungkapan hati dari Ketua Kelompok Pemulung TPA Alak, Abraham Bessi yang memohon bantuan dan uluran tangan Wagub berupa mesin pengolah sampah, fiber tampung air, terpal dan meteran lampu.

Gubernur 2 NTT, Josef Nae Soi usai menyerahkan kits (perlengkapan kerja bagi pemulung berupa topi, jaket dan sepatu karet); langsung memberikan respon dan jawaban dengan mengatakan, “Tadi saya mencatat dengan baik permintaan dari ketua kelompok pemulung yakni mesin pengolah sampah, fiber penampungan air, terpal dan meteran lampu; saya tidak tahu harga berapa namun saya minta Kadis Sosial supaya dapat memenuhi permintaan ini, permintaan ini tidak terlalu berat. Kita tidak usah tunggu waktu lagi, kalo minggu depan bisa penuhi; sebab namanya manusia bisa lupa. Permintaan ini sangat sederhana dan penting,” katanya.

Wagub Josef malah memberikan perhatian ekstra kepada para pemulung dengan menyampaikan rencana Pemprov NTT untuk membangun fasilitas Rumah MBR.

“Tadi di mobil saya berdiskusi dengan Kadis Sosial, seharusnya tahun lalu (2017), Bapa Mama disini sudah mendapat perumahan dari Dinas Sosial namun karena kesulitan lahan maka tidak bisa mendapatkan bantuan rumah; uang sudah ada tinggal lahan saja. Sepulang dari kegiatan ini, saya akan membicarakan dengan Kadis Sosial NTT supaya bisa membicarakan lahan dengan Pemkot Kupang dan Pemkab Kupang,” ungkap Wagub Josef.

Saat selayang pandang PUSPA, Kadis PPA NTT, Dra. Erni Usboko,MSi menjelaskan tentang peran PUSPA dalam mengurangi kekerasan terhadap perempuan dan anak, human trafficking dan kesenjangan ekonomi.

Kegiatan ini sebagai sebuah rangkaian kegiatan, yangman kegiatan pertama berteman akses, kontrol, partisipasi dan manfaat dalam pembangunan; kegiatan kedua, perlindungan hak perempuan; kegiatan ketiga, pembuatan sampah organik; kegiatan keempat, sehari bersama anak dan kegiatan kelima, sosialisasi dan advokasi perlindungan anak. Kelima kegiatan ini berjalan dengan para nara sumber dan moderator dari aktivis perempuan dan akademisi.

Hadir pada kegiatan kelima; Ketua Panitia, Balkis Soraya Tanof, Aktivis Perempuan Veronika Ata,S.H., M.Hum., Ana Djukana, Ansi Damaris Rihi Dara, Fatima Daniel, Danny Manu, Vonny Mella, Indra Lay, Dr.Twen Damidato.

Penulis & Editor (+rony banase )