Tertibkan Pariwisata Bali; Gubernur Rangkul Pelaku & Pakar Pariwisata

Loading

Denpasar, gardaindonesia.id | I Wayan Koster Gubernur Bali, menggelar coffee morning bersama tokoh pariwisata terkait strategi promosi Pariwisata Bali, (Sabtu,17/11/18). Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati juga terlihat hadir dalam acara itu. Hadir pula Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Pakar Pemasaran yang juga masuk dalam tim ahli gubernur, Hermawan Kartajaya serta Asosiasi Pariwisata di Bali.

“Saya ikut hadir dalam acara itu. Agenda itu bertujuan mencari strategi agar kepariwisataan Bali harus dijaga kualitas dan keberlanjutannya dengan sebaik-baiknya,” jelas Ketum DPP Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), I Made Ramia Adnyana, SE.,M.M., CHA.

Kualitas pariwisata di Bali, menurut Ramia, harus dijaga secara berkelanjutan dan berbasis budaya Bali. Dalam hal ini, pihaknya menyatakan mendukung langkah Gubernur Bali I Wayan Koster dalam menertibkan usaha pariwisata yang melanggar aturan.

“Terkait penutupan outlet yang melanggar aturan, kami sangat mendukung langkah Gubernur. Jangan sampai pariwisata Bali anjlok karena persaingan harga tidak sehat yang diterapkan oleh pelaku pariwisata yang dalam hal ini, tidak mau ikut membangun Bali,” jelas Ramia.

Baca juga

http://gardaindonesia.id/2018/11/16/gubernur-koster-kecewa-substansi-suratnya-salah-dieksplanasi/

Sementara itu, Ketua DPD Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali I Nyoman Astama SE., CHA., mengatakan jika saat ini kunjungan turis ke Bali mengalami penurunan atau low season. Hal itu menurutnya, tidak terkait langsung dengan penutupan gerai Tiongkok berjaringan yang ada di Bali.

Dijelaskan Astama, di bulan-bulan tertentu seperti Februari dan November tingkat kunjungan wisatawan akan turun. Tapi nanti menjelang Natal dan pergantian tahun, kunjungan turis akan meningkat lagi.

“Biasanya di tanggal 15—16 Desember, kunjungan wisatawan akan meningkat lagi setelah low seasons; yang dimulai sejak 1 November. Yang terasa memang di bulan November, kalau Februari tidak begitu turun, itu sudah jadi musim yang dialami kepariwisataan di Bali,” jelas Astama.

Baca juga

http://gardaindonesia.id/2018/11/08/teh-kelor-suguhan-resmi-bagi-tamu-pemerintah-provinsi-ntt/

Menurut Astama, Mulai 16 Desember, umumnya, pasar serta permintaan pemesanan kamar akan meningkat. Turunnya kunjungan wisatawan itu berlaku untuk semua market.
“Bukan saja turis Tiongkok yang sepi kunjungan, tapi dari semua wisatawan asing kunjungannya ke Bali menurun,” jelasnya. (*/Tim IMO)