Inflasi NTT November 2018, Terjadi di Kota Kupang dan Maumere

Loading

Kupang-NTT,gardaindonesia.id | Inflasi November 2018 terjadi di 3 (tiga) Kota di Provinsi NTT; Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,48% dan Maumere juga mengalami inflasi sebesar 0,48%.

Inflasi November 2018 di Nusa Tenggara Timur sebesar 0,82% karena adanya kenaikan indeks harga pada 6 (enam) kelompok pengeluaran dengan kenaikan terbesar pada kelompok transpor sebesar 3,52% dan diikuti oleh bahan makanan sebesar 0,40% sedangkan kelompok makanan jadi mengalami penurunan indeks harga.

Kepala Badan Pusat Statistik(BPS) NTT, Maritje Pattiwaellapia,S.E., M.Si., saat konferensi pers bersama wartawan media cetak, elektronik dan online di Ruang Teleconfrence BPS (Senin,3 Desember 2018), menyampaikan terjadi indeks harga konsumen sebesar 132,26. Inflasi NTT tahun kalender 2018 sebesar 1,21%; Kota Kupang sebesar 1,12%; dan Kota Maumere sebesar 1,86%.

“Penyebab inflasi karena adanya kenaikan jasa transportasi, komunikasi (pulsa telepon), dan jasa keuangan. Dari sisi penggunaan pulsa data internet dan telepon meningkat dan mengalami kenaikan harga,” jelas Maritje.

Lanjut Maritje, Kami merasa angka ini masih terkendali walaupun 4 bulan terakhir (Juli-Oktober), NTT mengalami deflasi. Walaupun NTT alami inflasi namun 10 (sepuluh) komoditas menyumbang deflasi yakni daging ayam ras -0,10; ikan kembung -0,07; ikan tongkol -0,03; ikan layang -0,02; kentang -0,02; ikan tembang -0,02; apel -0,01; kacang panjang -0,01; kembang kol -0,01; dan ikan cakalang/sisik -0,01.

“BPS tidak memprediksi inflasi namun memotret inflasi. Posisi yang kami potret sejak minggu ketiga hingga keempat di bulan Oktober 2018, yang kita takutkan kenaikan di bulan Desember,” ungkap Maritje.

Secara Nasional Inflasi 0,27 persen; dari 82 Kota sample Indeks Harga Konsumen (IHK) Nasional, 70 Kota mengalami inflasi dan 12 Kota mengalami deflasi; inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 2,05% dan terendah terjadi di Kota Balikpapan dengan inflasi sebesar 0,01%. Deflasi terbesar terjadi di Kota Medan sebesar 0,64% dan terendah di Kota Pematang Siantar dan Pangkal Pinang sebesar 0,01 persen.

Penulis dan editor (+rony banase)