‘Selmata & The Bride’ Berbagi Kasih Natal Bersama Anak Panti Asuhan

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Yayasan Selendang Mama Beta (Selmata) dan Persekutuan Doa The Bride Berbagi Kasih dalam Kebersamaan Natal bersama anak panti asuhan yang berada di seputar Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu/15/12/18 pukul 18.00 WITA—selesai. Mengambil lokasi di Aula Sekolah Kepolisian Negara(SPN) Kupang, Selmata dan The Bridge menghadirkan sebanyak 200 anak-anak dari 6 (enam) panti asuhan.

Panti Asuhan GMIT 221, Panti Asuhan Petra, Panti Asuhan Kasih, House Of The Joy, Panti Asuhan Syalom dan Panti Asuhan Agape merupakan 6 panti asuhan yang dipilih oleh Selmata dan The Bride dalam berbagi keceriaan dan kebersamaan Natal. Mengambil tema ‘Sekali Yesus Tetap Yesus’, anak-anak diberikan keceriaan dalam lagu-lagu pujian dan penyembahan.

Anak-anak panti diberi suguhan hiburan rohani bernafas kristen berupa tarian balet, beatbox, hiphop, dance, dan puji-pujian natal. Mereka (anak panti-red) juga ikut berpartisipasi dalam keceriaan natal dengan mempersembahkan pujian natal seperti House Of Joy dengan lagu ‘Jadikan Aku Indah’, dan pujian dari Panti Asuhan Syalom berjudul ‘Tahun Berganti’.

Anak Panti Asuhan House of The Joy membawakan lagu pujian natal

Mereka juga dilibatkan dalam permainan menghias pohon natal dengan anak panti sebagai obyek; tampak mereka bersuka ria dan bersuka cita. Keceriaan natal bertambah semarak saat penampilan hiphop dan dance yang memukau para anak-anak panti.

Namun..Keceriaan berubah menjadi suasana teduh saat pembakaran lilin natal dengan nyanyian ‘Malam Kudus’ yang diiringi alunan petikan Alat Musik Sasando dan tarian balet.

Lydia Dotulong dari Yayasan Selmata mengatakan kegiatan natal bersama anak panti asuhan merupakan kali kedua; yang pertama dilaksanakan 2 tahun lalu (2016).

“Kita sedang upayakan untuk menjadikan sebagai program tahunan dan Yayasan Selmata terbuka bekerjasama dengan siapa saja termasuk dengan Rotary Club. Kita berharap ada klub baru yang menangani kegiatan khusus sosial bagi anak-anak,” ujar Lydia.

Lanjutnya, “Prioritas kami lainnya pada kegiatan pemberdayaan masyarakat khusus pada anak-anak berusia diatas 17 tahun; kami akan adakan pelatihan penanaman kelor menjadi program jangka pendek untuk ketersediaan anakan kelor, karena Pemprov NTT sedang gencar dengan program penanaman kelor.

Lydia Dotulong dari Yayasan Selmata dan Hanna Wijaya dan perwakilan dari Persekutuan Doa The Bride Jakarta

Perwakilan The Bride, Hanna Wijaya berujar sebagai perkumpulan antar denominasi dan dari segala profesi namun punya satu tujuan yang sama yaitu untuk memberkati orang lain.

“Banyak sekali yang sudah kami kerjakan seperti di Jakarta, kami melakukan kunjungan ke panti-panti dan membiayai anak-anak sekolah di pinggiran Kereta Api Senen; membuat Kebaktian Ke bangunan Rohani(KKR) di Manado, Makassar, Toraja, dan Bali.

Tambah Hanna, 4 (empat) tahun lalu kami membuat sumur bor di Pulau Rote karena mereka kesusahan air; mengambil air saja harus menempuh 2 kilometer untuk 2 ember air.

“Khusus acara hari ini, bagus sekali; penampilan anak muda yang kaya telenta dapat menjadi contoh bagi anak-anak panti agar bisa berbuat dan berkarya sehingga suatu saat mereka dapat menjadi manusia-manusia mandiri dan takut akan Tuhan,” tutup Hanna.

Penulis dan editor (+rony banase)