BNNP NTT Ungkap 7 Kasus Peredaran Gelap Narkoba Kurun Waktu 2018

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) NTT selama kurun waktu tahun 2018 berhasil mengungkap 7 (tujuh) kasus perdagangan gelap Narkoba di wilayah Provinsi NTT diantaranya di Mall Flobamora Kupang dan Jalan Perintis Kemerdekaan 16/2/18; Jalan Perintis Kemerdekaan Walikota 8/10/18; Jalan A Yani Waingapu-Sumba Timur 22/11/18; Jalan Radamata Matawai dan Jalan Kamalaputi Waingapu Sumba Timur 22/11/18.

Hasil Press Release pada Rabu,19 Desember 2018 di Kantor BNN Provinsi NTT, dari 7 Kasus tersebut ditetapkan 7 tersangka dengan barang bukti narkoba yang disita petugas BNN.

Kepala BNNP NTT, Brigjenpol Teguh Iman Wahyudi,S.H.,MM, mengatakan dari kasus di Mall Flobamora dan Jalan Perintis Kemerdekaan Kayu Putih diperoleh 3 tersangka yakni AD, AAS, dan RT dengan barang bukti berupa 1 paket Shabu seberat 0,0815 gram; shabu seberat 0,0555 gram; shabu seberat 1,0620 gram; dan 1 paket ganja kering seberat 0,4586 gram. Dari kasus di Jalan Perintis Kemerdekaan Walikota ditetapkan 1 tersangka berinisial AM dengan barang bukti berupa 22 ranting ganja kering dan 2 pak kertas linting tembakau.

Kepala BNN Provinsi NTT Brigjenpol Teguh Iman Wahyudi, S.H., MM

“Kasus di Jalan A Yani Waingapu ditetapkan 1 tersangka berinisial F dengan barang bukti berupa 1 botol liquid vape yang berisikan cairan 5F-ADB 15 ml dan 1 botol 5F-ADB 5 ml. Sedangkan kasus di Jalan Radatama Matawai Waingapu Sumba Timur dan Jalan Kamalaputi Waingapu Sumba Timur ditetapkan tersangka 2 tersangka berinisial UMK dan AG dengan barang bukti berupa 1 botol liquid vape yang berisikan cairan 5F-ADB 10 ml dan 1 paket ganja kering seberat 0,6553 gram,” jelas Teguh Iman Wahyudi.

BNN Provinsi NTT juga melakukan tes urine kepada 10.598 orang dengan hasil positif pengguna 9 orang. Sedangkan jumlah penggiat yang sudah mendapatkan pengembangan kapasitas ataupun TOT di Instansi Pemerintah sebanyak 36 orang, lingkungan swasta 26 orang. Iingkungan pendidikan 40 orang dan Iingkungan masyarakat sebanyak 58 orang.

“Jumlah penyalahguna narkoba di NTT sekitar 36 ribu, jika dibandingkan dengan Provinsi lain; NTT menempati posisi kedua dari bawah karena masyarakat lebih banyak mengonsumsi miras (minuman keras),” ungkap Teguh

Teguh Iman Wahyudi yang baru saja memimpin BNN Provinsi NTT sekitar 3 (tiga) bulan sangat peduli terhadap kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

“Masyarakat di NTT tidak dapat menjangkau untuk membeli shabu yang berharga diatas 2,5 juta per gram, kalo masyarakat atau pejabat lebih sering menggunakan narkoba di luar NTT,” terang Teguh.

Dari bidang rehabilitasi sebanyak 110 klien mendapatkan layanan rehabilitasi dimana rehabilitasi rawat jalan 60 orang di Klinik Pratama BNN Provinsi NTT, Pasca Rehabilitasi Regular dan rawat lanjut memberikan pelayanan tahap 1—5 kepada 50 orang klien dan Layanan Assement Terpadu (Kasus Hukum) oleh Tim Assament Terpadu (TAT) Nusa Tenggara Timur sebayak 12 orang.

Penulis dan editor (+rony banase)