Jakarta, gardaindonesia.id | Sosok Inspektur Jenderal Polisi Drs. H. Eddy Kusuma Wijaya, S.H., M.H., M.M., Purnawirawan Kepolisian Negara Republik Indonesia lulusan Akpol tahun 1977 dalam kanca perpolitikan makin terus mengerucut pada kepedulian masyarakat kelas menengah ke bawah. Tak henti-hentinya, ia melakukan komunikasi politik dalam konteks Politik Pilpres dan Legislatif di 2019 mendatang.
Pria dengan jabatan terakhir Jenderal bintang dua ini adalah Widyaiswara Sespim Polri dan kini masih duduk sebagai anggota DPR RI pada Komisi II dan masih mencalonkan dirinya di tahun 2019 dengan daerah pemilihan Tanggerang raya; berkat dukungan kaum marginal yang melihatnya sebagai seorang Politisi yang berkarakter.
Dua minggu yang lalu, tepatnya pada akhir masa sidang akhir tahun 2018, kepada media ini di kompleks Senayan; ia menyatakan niatnya untuk kembali bertarung sebagai salah satu calon asal PDIP dengan dapil Tanggerang Raya.
“Banyak hal sebetulnya yang harus kita selesaikan sebagai wakil rakyat. Persoalan bangsa yang makin hari meningkat membuat kita harus lebih pekah terhadap bangsa saat ini. Sebab itulah, saya kira dengan momentum politik nanti, kita harapkan rakyat akan memberi suara yang tepat pada sosok pemimpin bangsa kita termasuk para wakil rakyat nanti”, kata Eddy saat itu.
Eddy menyinggung kasus yang terjadi di Papua, sarannya; baiknya rakyat harus bisa mencernah informasi yang baik dan benar, sebab pemerintah telah berupaya untuk melakukan yang terbaik untuk Papua.
“Saya pernah tidur di Nduga. Saya kenal baik dengan rakyat disana. Mereka ramah dan bersahaja. Mereka memberi dukungan kepada pemerintah sekarang untuk melanjutkan dan mensukseskan program pembangunan disana”, ungkap Eddy.
Sekadar untuk diketahui, Eddy Kusuma Wijaya saat ini mendapat dukungan politik yang maksimal dalam perhelatan politik nanti. Sembari mensosialisasikan Capres dan Cawapres, ia juga menunjukan eksistensi dirinya sebagai salah satu politisi yang siap untuk mengabdi bari rakyat indonesia dengan daerah pemilihan Tanggerang Raya.
Sumber berita (*/freni lutruntuhluy)
Editor (rony banase)