Gempa 7,1 SR di Filipina Dirasakan Kuat di Sangihe Sulawesi Utara

Loading

Sulawesi Utara, gardaindonesia.id | Telah terjadi gempa dengan kekuatan 7,1 SR di perairan Filipina, tepatnya di 193 kilometer di sebelah timur kota General Santos di Filipina atau 201 kilometer timur laut di Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara pada 29/12/2018 pukul 11.39 WITA. Pusat gempa pada kedalaman 69 kilometer.

Pasific Tsunami Warning Center milik The National Weather Service telah mengeluarkan peringatan dini tsunami. BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami karena gempa tidak berpotensi tsunami.

Dikutip dari wikipedia, Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud pada tahun 2000. Ibu Kota Kabupaten ini adalah Tahuna yang memiliki luas wilayah 1.012,94 km² dan berpenduduk sebanyak 129.609 jiwa (2008).

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan Posko BNPB telah mengkonfirmasi dampak gempa ke BPBD. Dilaporkan gempa terasa kuat di Kabupaten Kepulauan Sangihe selama 6 detik.

“Masyarakat merespon keluar rumah dengan segera mencari tempat yang aman. Di Kepulauan Talaud, gempa dirasakan sedang selama 4-5 detik. Sedangkan di Kota Manado, guncangan gempa dirasakan lemah selama 2 detik,” jelas Sutopo.

Lanjut Sutopo, “Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa. BPBD masih melakukan pendataan,” terangnya.

Berdasarkan analisa intensitas gempa dirasakan tidak ada daerah di Indonesia yang terdapat intensitas gempa yang merusak. Di Melonguane Talaud IV MMI, Tahuna Sangihe III-IV MMI, Siau Sitaro, Tobelo, Morotai III MMI, Manado, Ternate, Jailolo II MMI. Melihat skala intensitas gempa tersebut tidak ada kerusakan besar. Umumnya bangunan akan rusak jika diguncang gempa dengan intensitas di atas VI MMI.

Sutopo menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu menyesatkan.
“Di Indonesia, lembaga rujukan resmi terkait peringatan dini tsunami adalah BMKG. Oleh karena itu gunakan semua informasi dari BMKG,”terang Sutopo.

Terpisah, Kalak BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe, Rifo yang dihubungi media ini melalui pesan Whatsapp (Sabtu,29/12/18 pukul 15:44 WITA) mengatakan sampai saat ini belum ada laporan korban dan kerusakan infrastruktur

Saat dikonfirmasi media ini adakah alat pendeteksi gempa dan tsunami di Sangihe apakah berfungsi normal?, Rifo menjawab, “Di sangihe belum ada alat pendeteksi tsunami dan belum ada alat untuk mendeteksi gempa,” jelasnya.

Sumber berita (*/humas BNPB)
Penulis dan editor (+rony banase)