‘Biji Asam Sebagai Pakan Ternak’ – Fapet Undana Gapai Doktor Pertama

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Prodi Ilmu Peternakan pascasarjana jenjang S3 Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang berbangga dan berbahagia dapat menelurkan atau menghasilkan gelar ‘Doktor Pertama’ dari Program Pascasarjana Undana yang dipelopori pendiriannya oleh Prof Ir Frans Umbu Datta; sejak didirikan tahun 2013—Januari 2019 telah menghasilkan 5 (lima) gelar Doktor.

Dari 5 gelar Doktor terdapat 2 gelar Doktor Perempuan dan salah satunya adalah Doktor Redempta Wea sebagai Doktor Perempuan Pertama dari Prodi Ilmu Peternakan pascasarjana jenjang S3 Undana.

Redempta Wea merupakan seorang single parent dan dosen pada Politeknik Pertanian Negeri Kupang mengajukan disertasi dengan judul ‘Fermentasi Biji Asam Dengan Karbohidrat Mudah Larut Asal Nira Lontar Terhadap Kinerja Produksi dan Kualitas Daging Babi Persilangan’.

Ujian Terbuka Program Doktor Ilmu Peternakan Program Pascasarjana Universitas Nusa Cendana di Gedung Pasca Sarjana Undana Kupang, digelar pada Senin/29/1/2019 pukul 10.00—12.30 WITA.

Promosi Doktor Redempta Wea dilaksanakan dihadapan tim penguji terdiri dari Direktur Program Pascasarjana Undana, Prof Dr Alo Liliweri; Kepro, Penguji 1, Penguji 2, Penguji 3, Penguji 4, Promotor, ko-promotor 1, ko-promotor 2, dan Representasi Guru Besar Prof. Ir. Frans Umbu Datta. MApp.Sc, PhD.

Usai dicecar dengan sejumlah pertanyaan dan masukan dari penguji, promotor maupun tim guru besar di Undana, Radempta Wea dikukuhkan memakai gelar Doktor oleh Tim Penguji diwakili oleh Prof Dr Alo Liliweri.

Dr Radempta Wea saat memahat nama pada tonggak Doktor

“Saudari Redempta Wea, kami nyatakan lulus sebagai Doktor di bidang Ilmu Peternakan dengan IPK 3,94 dengan yudicium Cum Laude. Dengan ini anda diberi hak untuk menyandang gelar Doktor dan ijinkan saya mewakili semua yang ada disini untuk pertama kali memanggil saudari dengan nama Dr Redempta Wea”, ujar Alo Liliweri.

Adapun disertasi Dr Redempta Wea menyuguhkan tentang Fermentasi Biji Asam sebagai pakan ternak khususnya ternak babi dengan menggunakan nira lontar. Menarik dari penelitian Doktor Redempta sejak tahun 2013 bahwa terjadi penurunan kolesterol hingga 30 persen dari daging ternak babi yang mengkonsumsi pakan dari biji asam yang difarmentasi karbohidrat nira lontar.

Selain itu, ujar Doktor Redempta, pemerintah dapat membentuk koperasi untuk menampung biji asam yang selama ini dibuang sebagai limbah dan berharap pemanfaatan limbah biji asam dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ternak babi.

Menjawab pertanyaan dari Penguji 4, Dr Ir Twen Dami Dato mengenai upaya untuk optimalisasi biji asam sebagai ransum di tingkat peternak dengan fermentasi nira lontar sebagai pakan ternak babi; Doktor Redempta menjawab bahwa secara institusional dengan adanya upaya pemerintah menegaskan pelaksanaan Undang-undang 18 Tahun 2019 mengenai kebijakan inventarisasi dan optimalisasi pakan lokal dan melakukan inventarisasi berupa jumlah produksi maupun kualitas nutrisi pakan biji asam secara berkala di Nusa Tenggara Timur. Secara teknis dengan melakukan kombinasi pengolahan.

Penulis dan editor (+rony banase)