Berbusana Adat; Para Guru Rayakan Pesta Pelindung St Yohanes Bosco

Loading

Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Pesta Pelindung St Yohanes Bosco yang diperingati setiap tanggal 31 Januari diperingati oleh guru-guru dengan cara sederhana dan unik; para guru di lingkup Sekolah Dasar Katolik (SDK) Don Bosko Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur mengenakan busana adat dalam aktifitas belajar mengajar.

Mengenakan busana adat masing-masing, para guru tampak elegan dan menawan, seperti guru-guru dari SDK Bon Bosco 1 dengan balutan busana adat dari etnis Ende; Maumere; dan Manggarai dari Pulau Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur .

Koordinator Kegiatan Apolonia Max Nae

Koordinator Kegiatan Pesta Pelindung St Yohanes Bosco, Apolonia Max Nae kepada media ini, Kamis/31/1/2019 pukul 11.10 WITA, menuturkan, menyongsong perayaan Pesta Pelindung St Yohanes Bosco dilaksanakan dengan 2 tahapan berupa Pentas Seni pada 19/1/2019 di Aula SMA Katolik Giovanni Kupang dan Lomba Paduan Suara 10 (sepuluh) Sekolah Dasar Katolik(SDK) lingkup Yayasan Swastisari (SDK Don Bosco; SDK St Yoseph Noelbaki; SDK St Yoseph Naikoten Kupang; dan SDK Sint Arnoldus Kupang)

“Puncak Perayaan Pesta Pelindung St Yohanes Bosco dilaksanakan Misa Syukur yang dipimpin oleh Romo Ardi Manek di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang”, ujar Apolonia.

Mengenai pesan yang ingin disampaikan kepada para anak didik bahwa anak-anak tidak hanya mengenal lagu daerah dan pakaian adat daerah. “Mereka (anak-anak,red), guru dan pegawai menggunakan pakaian adat dari berbagai etnis suku saat pentas seni”, ungkap Apolonia.

Lanjut Apolonia, “Termasuk mengetahui dan lebih mengenal asal pakaian adat daerah”, ujarnya.

“Perayaan Pesta Pelindung St Yohanes Bosco dirayakan untuk memperingati berdirinya SDK Don Bosco Kupang pada tahun 1960; yang bermula hanya terdapat 1 sekolah saja yakni SDK Don Bosco 1 dan bertambah hingga menjadi 4 (empat) SDK Don Bosco yakni Don Bosco 2—4”, tutup Apolonia.

Penulis dan editor (+rony banase)