Program Kemitraan Wilayah Wujudkan Agroeduwisata di Kab Kupang

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Program Kemitraan Wilayah (PKW) merupakan Program Multi Years yang melibatkan 2 (dua) Perguruan Tinggi yaitu Undana, Politeknik Pertanian Kupang dan Pemda Kab. Kupang. Program ini direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) tahun dimulai tahun 2018—2020 di 2 (dua) kelompok tani yaitu Kelompok Tani Kaifo Ingu di Desa Babau dan Anamak di Desa Oesao Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.

PKW didanai oleh DIKTI (Pendidikan Tinggi) sebesar 100 Juta Rupiah dan PEMDA Kab. Kupang sebesar 300 Juta Rupiah untuk 1 (satu) tahun anggaran dengan sasaran pemberdayaan kelompok tani menjadi kelompok tani swadaya, meningkatkan ekonomi petani dan dapat menjadi contoh bagi kelompok tani lain.

Ketua pelaksana PKW Kabupaten Kupang, Prof. Dr. Ir. Erna Hartati,M.S., kepada media ini (Senin/4 Maret 2019 pukul 09.30 WITA) saat mengunjungi dan melakukan panen perdana padi pada salah satu kelompok tani binaan yaitu Kelompok Tani Kaifo Ingu di Desa Babau, mengatakan bahwa program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian dengan teknologi baru bagi kelompok tani yang didampingi.

“Harapan pemerintah terutama DIKTI agar setiap tahun ada kemajuan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat dari kelompok tani yang didampingi. Dimulai sejak tahun 2018 dengan melakukan penanaman padi dengan sistem pertanian dalam arti luas pada bulan Oktober 2018”, ujar Prof Erna Hartati.

Kristofel Ulu (kedua dari kiri) saat mendampingi Prof Erna dan tim dalam panen perdana padi ciherang

Lanjut Prof Erna, Konsep pertanian dalam arti luas pada Program Kemitraan Wilayah ini dilaksanakan dengan bentuk pertanian tanaman pangan, padi-padian, hortikultura, perikanan, peternakan, dan perkebunan buah-buahan.

“Ini menjadikan sebuah model agroeduwisata dengan memperkenalkan pertanian dalam arti luas kepada anak PAUD hingga Perguruan Tinggi. Sehingga mereka mengenal betul pertanian seperti apa”, terang Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) Undana ini.

Pengairan sawah kelompok tani Kaifo Ingu dengan sumber air dari sumur bor

Selain itu, Tambah Prof Erna, direncanakan dilakukan perkawinan silang Kambing PE (Peranakan Ettawa) dengan Kambing Boer untuk ternak sementara di tahun 2018, dengan demikian bibit jenis kambing tersebut dapat menghasilkan susu dan daging.

Luas lahan sebesar 5 hektar yang sebelumnya berupa hutan digarap menjadi areal pertanian terintegrasi yang dibangun sebagai model Agroeduwisata di Kabupaten Kupang.

Pertanian skala luas di lahan Kelompok Tani Kaifo Ingu

Ketua Kelompok Tani Kaifo Ingu, Kristofel Ulu usai mendampingi Prof Erna Hartati beserta tim pelaksana PKW dari Fapet Undana memanen padi jenis ciherang, mengatakan bahwa banyak masyarakat yang mencibir dengan bertanya mengapa harus menanam padi di Bulan Oktober saat musim kemarau dan susah air. Berkat bermitra dengan Undana sebagai pelaksana dan mendapatkan bantuan sumur bor dari Pemda Kab Kupang dan DIKTI

“Banyak petani lain datang dan menanyakan konsep pertanian skala luas sebagai sesuatu yang baru dan ada respon positif dari petani lain karena kelompok tani dapat memanfaatkan air secara baik dengan hasil dapat memanen padi di bulan Maret. Tahun ini (2019, red) saya panen sendiri namun tahun depan di 2020 bakal ada yang mengikuti”, tutur Kris.

Kehadiran Undana, kata Kris dirasakan bukan sekadar memberikan ilmu namun juga memberikan imbas bagi petani-petani di Kabupaten Kupang.

“Undana memotivasi saya dan dari imbas akan menularkan pengaruh baik bagi petani lain”, tandas Kris yang juga berprofesi sebagai Penyuluh Swadaya dan Pembaca Iklim.

Penulis dan editor (+rony banase)