Rumah Sejuta Mimpi–Wadah Pecut Mimpi Anak Kurang Mampu & Putus Sekolah

Loading

Kab.Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Anak NTT takut bermimpi tinggi, karena takut bermimpi tinggi, mereka lebih memilih bermimpi untuk menjadi budak di Malaysia. Mereka keluar dari Sekolah Dasar (SD) langsung jalan karena tidak pernah didorong untuk bermimpi tinggi”, ujar Imaculata Bete, Pengelola Rumah Sejuta Mimpi yang berlokasi di Fatuboki Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

Selain itu, menurut Ima panggilan akrab dari anak-anak di Rumah Sejuta Mimpi terhadap penggagas berdirinya Rumah Sejuta Mimpi, “Mengapa saya mengatakan demikian? Karena di sini wadah untuk membina mimpi mereka untuk tidak takut bermimpi tinggi”, tuturnya.

Ungkapan realita dari Imaculata Bete tersebut disampaikannya kepada Garda Indonesia pada Sabtu, 18 Mei 2019 pukul 15.50 WITA saat kunjungan dari Rotaract dan Interact Fortuna Kupang dan didampingi oleh Rotary Club Kupang Timor Raya dalam Program Literasi dan Nutrisi bagi anak-anak putus sekolah dan kurang mampu yang dihimpun oleh Rumah Sejuta Mimpi

Pantauan media ini, anak-anak dari Rumah Sejuta Mimpi menggunakan lahan bekas pengolahan produksi batako berukuran 4 x 2 m yang diubah menjadi tempat belajar dan bermain permainan edukatif.

Penggagas dan Pendiri Rumah Sejuta Mimpi, Imaculata Bete

Rumah Sejuta Mimpi yang didirikan pada 23 Maret 2018 menghimpun 80 anak-anak (yang belum bersekolah hingga SMP) yang berdomisili di sekitar RT 25 RW 11 Desa Oelpuah Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang dan di daerah sekitar Monumen Jepang di Kelurahan Penfui Kecamatan Maulafa Kota Kupang

Imaculata Bete yang berprofesi sebagai perawat di Rumah Sakit Jiwa Naimata Kota Kupang ini juga menyampaikan bahwa kesulitan mengakses pendidikan layak seperti belajar Bahasa Inggris yang hanya bisa dicapai oleh anak-anak dari golongan mampu

“Kursus Bahasa Inggris di Kupang mahal dan tak dapat digapai anak-anak. Mengapa kami bangun Rumah Sejuta Mimpi agar mereka bisa belajar Bahasa Inggris dari kecil sehingga suatu saat mereka dapat ke luar negeri. Setelah kami buka Rumah Sejuta Mimpi, anak-anak berani untuk tampil di depan dan berbicara Bahasa Inggris”, ungkap Ima sambil menyampaikan bahwa tenaga pengajar berasal dari berbagai profesi seperti guru, PNS, mahasiswa yang bersifat sebagai volunteer atau relawan

Tempat Belajar Anak-anak Rumah Sejuta Mimpi

Imaculata Bete juga bermimpi suatu saat Rumah Sejuta Mimpi dapat dikembangkan dan memperoleh fasilitas penunjang seperti TV LED, ruangan belajar, bangunan yang layak dan dapat mempunyai badan hukum berupa yayasan.

Bagi yang berminat melakukan kegiatan kemanusiaan dan membantu anak-anak di Rumah Sejuta Mimpi, silakan menghubungi Imaculata Bete di No telepon/whatsapp 081236889183

Selain itu, Rumah Sejuta Mimpi juga aktif bermedia sosial di facebook dengan fanpage Rumah Sejuta Mimpi dan di Instagram.

Penulis dan editor (+rony banase)