Sudah, Jangan Ada Darah Lagi!, Kita Indonesia-‘Persatuan Indonesia’

Loading

Oleh : Fikri Haldi ( Sekretaris Umum Garda NKRI Sumatera Barat & Founder Perkumpulan Millenials Minang)

Kericuhan di Ibu Kota Negara usai penetapan Keputusan Pemilu 2019 semakin memanas, sejumlah masa dari berbagai daerah berdatangan ke ibu kota untuk menyampaikan aspirasi yang mereka anggap terdapat banyak kejanggalan yang terjadi saat keberlangsungan proses pesta demokrasi terbesar negara ini, akibatnya berdampak pada gangguan terhadap kondusifitas sosial yang harus direspon secara tepat dan mengedepankan prinsip negara hukum yang demokratis dan melindungi Hak Asasi Manusia.

Hormat kepada yang melaksanakan Hak Konstitusi, mereka melaksanakan aksi damai sampai melakukan taraweh bersama di depan Bawaslu RI,dan terkutuklah mereka para perusuh yang telah membuat suasana mencekam di republik ini. Sempat terjadi baku hantam antara kelompok demonstran hingga subuh dini hari (22/05/19).

Lebih dari 600 ribu jiwa yang bertarung, semangat dan tenaga dipertaruhkan demi menolak Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pilpres 2019. Tidak tahu siapa tokoh utama di balik semangat mereka di depan gedung BAWASLU, tapi saya yakin mereka hanya melampiaskan ketidakpuasan dari hasil pemilu.

Kegiatan-kegiatan tersebut menurut saya benar-benar belum mewakili seluruh Rakyat Indonesia, karena kenyataanya belum bisa memberi pengaruh yang signifikan dalam merubah poros berdasarkan aturan konstitusi di indonesia.

Namun kita sayangkan masih ada pihak-pihak yang ingin menggangu kestabilan negara ini, memprovokasi dan memelintir fakta-fakta yang terjadi. Setelah kerusuhan tersebut beredar berbagai informasi hoaks di media sosial yang meresahkan masyarakat, dengan tujuan dari video-video hoax tersebut agar masyarakat menjadi marah dan berujung pada ketidakpercayaan masyarakat kepada negara dan memicu gerakan demonstran di berbagai daerah membesar.

Semoga tidak terjadi perang saudara, tentu kita meminta POLRI harus menghentikan tindakan represif terhadap pendemo, aparat keamanan dari Kepolisian yang melakukan pengendalian massa agar tetap mengedepankan prinsip dan standar Hak Asasi Manusia yang humanis dan persuasif sebagaimana dimandatkan pada Peraturan Kapolri No. 8 tahun 2009 tentang Implementasi Prinsp dan Standar HAM, serta Peraturan Kapolri No. 16 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengendalian Massa.

Mengingatkan kepada seluruh pihak untuk tetap menjaga nilai-nilai hukum, demokrasi dan hak asasi manusia, tidak menggunakan cara-cara kekerasan apalagi sampai terjadi pelanggaran HAM terhadap masyarakat luas akibat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Termasuk untuk tidak terpancing dan berbuat di luar hukum dan melanggar prinsip profesionalisme, dalam menindak massa yang telah melanggar hukum, Mari tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, jaga ketertiban umum dan sampaikan aspirasi sesuai Undang-Undang!

Tentu saya mengajak masyarakat untuk selektif menerima laporan ataupun broadcast pemberitaan di media sosial maupun Whatsapp Group (WAG) agar tidak terprovokasi dari pemberitaan tersebut.

Jangan sampai media sosial dipakai untuk hal-hal negatif. Masyarakat jangan mau di adu domba oleh elit politik yang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin merebut kekuasaan, dan tak bosan juga mengingatkan jika ada pihak yang merasa mengganjal terkait hasil Pemilu, maka sampaikan keluhan dan temuan tersebut untuk diajukan ke jalur konstitusi melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Bukan dengan gaya preman jalanan melakukan aksi brutal merusak fasilitas umum yang justru merugikan masyarakat.

Dalam menjaga marwah bangsa ini, segala penyelesaian sengketa bisa diselesaikan dengan konstitusional. Pasca penetapan, kita harapkan semua masyarakat khususnya para elit bisa meredam polarisasi dengan cara rekonsiliasi. Demi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa

Sebagai aktivis pemuda dan mahasiswa tentu hendaknya kita mengambil peran, dimana peran tersebut adalah memainkan Peran Pemuda Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pasca Pemilu, mari kita jaga persatuan kita,

Mengimbau kepada publik Sumatera Barat dan tanah air untuk tetap menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif, dan jaga suasana kembali sejuk seperti semula.

Setelah pemilu selesai, semua pihak harus kembali berangkulan. Pemilu hanya alat mencari calon pemimpin masa depan. Bukan alat memecah belah bangsa. Ingat jaga persatuan dan kesatuan, Tak ada lagi 01 ataupum 02, karna kita adalah Indonesia jangan mau dipecah belah.

Semoga Allah Swt melindungi negara ini, Damailah Indonesiaku, Jayalah Bangsaku

#Stop01_02
#SaveIndonesia
#KitaIndonesia
#NKRIHargaMati