BEM FISIP Undana : “Menangkal Dinamika Sosial dengan Ideologi Pancasila”

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undana Kupang mengadakan seminar nasional pada Sabtu, 15 Juni 2019, bertempat di Aula FISIP Undana Kupang. Seminar nasional yang dilakukan sebagai salah satu kegiatan non program dari BEM FISIP dibawah naungan bidang penalaran dan keilmuan

Sebagai wujud tanggapan dari mahasiswa sebagai kaum intelektual terhadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi ditengah masyarakat dan salah satu wadah yang menampung aspirasi mahsiswa di lingkungan kampus, Ormawa FISIP mengangkat isu sosial dan juga pancasila sebagai ideologi bangsa, untuk dibedah bersama-sama; bertema “Dinamika Sosial dan Dampak bagi Ideologi Pancasila”, dengan menghadirkan pembicara dari pihak akdemisi, Drs. Yohanis Ndoda,M.Si., Jurnalis VoxNtt, Petrus Natom,S.Sos., dan Christoffer A. Fernando dari Komunitas Bela Indonesi (KBI) Kupang.

Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan FISIP Undana, Drs. Yohanis Ndoda,M.Si,dalam sambutannya mewakili Dekan mengatakan bahwa pancasila sebagai idoelogi maka pancasila adalah gagasan dasar, ide-ide dasar yang harus melebur menjadi kepribadian dari seluruh bangsa Indonesia.

“Berbicara tentang ideologi maka Pancasila merupakan gagasan-gagasan dasar, ide-ide dasar yang harus menjadi kepribadian insan-insan bangsa Indonesia. Dan sebagai kepribadian bangsa Indonesia maka Pancasila harus menjadi subjek dalam harus menjadi subjek didalam diri kita”, ujar Yohanis.

Lebihnya, saat ini kita berada dalam satu generasi peralihan, yang dibarengi dengan perkembangan teknologi, menyebabkan Nilai-nilai Pancasila mengalami degradasi. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilestarikan kembali Nilai-nilai Pancasila melalui internalisasi didalam diri, sehingga terpancar citra kepribadian kita yaitu kepribadian yang berkarakter Pancasila.

“Kita sedang berada dalam generasi peralihan, yang didalanya terdapat berbagai dinamika sosial dan dibarengi dengan perkembangan teknologi, maka nilai-nilai Pancasila mengalami degradasi. Terkurasnya nilai pancasila ini, perlu langkah-langkah untuk melestarikan kembali, melalui internalisasi didalam diri, perlunya transformasi nilai pancasila, sehingga terpancar citra kepribadian anak bangsa yang berkarakter pancasila. Itu menjadi jati diri kita, kapan pun dan dimana saja kita berada, karakter itu harus ditunjukkan”, tandas Yohanis.

Ketua Tim Kerja (Timker), Sabri Hidayatullah, ketika dikonfirmasi Garda Indonesia, mengatakan bahwa salah satu hal yang mendasar yang perlu diangkat untuk kemudian didiskuskan bersama adalah berkaitan dengan maraknya fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat, seperti yang baru terjadi beberapa waktu lalu pasca pengumuman hasil Pilpres oleh KPU Pusat.

Menurutnya, Hal ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada kepunahan Nilai Pancasila sebagai ideologi didalam kehidupan kaum intelektual. Dan kesempatan ini sebagai momen kita merefleksikan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara.

“Banyak fenomena sosial yang terjadi, misalnya aksi yang terjadi pasca pengumuman hasil Pilpres, dimana ada aksi masa besar-besaran. Hal ini kami (BEM,red) melihatnya sebagai tindakan yang meninggalkan pancasila sebagai Ideologi Negara. Sehingga forum ini kami buat agar dapat mengantisipasi kepunahan Nilai Pancasila, dan juga merefleksi kembali kehadiran Pancasila sebagai Dasar Negara serta sebagai acuan untuk menilai diri kita. Kita boleh berdinamika, tetapi dinamika yang harus Pancasilais, harus tetap mengedepankan Pancasila”, ungkap Sabri.

Hadir pula dalam kegiatan tersebut perwakilan ormawa dari beberapa fakultas lainnya, diantaranya Fakultas Pertanian dan BEM FKIP Undana Kupang. Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WITA—selesai, diikuti oleh mahasiswa dari FISIP sendiri maupun dari perguruan tinggi lainnya yaitu Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, dan Politani Negeri Kupang. Dari informasi yang dihimpun media ini, terdapat 162 orang yang sudah mendaftar untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, kepada Garda Indonesia, Ketua BEM FISIP Undana, Harsen F. Riwu Wadu mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk menangkal isu-isu sosial yang berkembang dimasyarakat yang dapat berdampak buruk terhadap Pancasila sebagai ideologi.

“Sekarang ini banyak sekali isu-isu yang berkembang ditengah masyarakat, maka kita punya satu tujuan besar bahwa kegiatan ini mampu menjadi penangkal agar isu-isu sosial yang merusak seperti radikalisme, tidak boleh terjadi agar tidak berdampak terhadap Pancasila. Harapan kita, setelah kegiatan ini, peserta yang adalah mahasiswa mampu memahami materi dengan baik dan memiliki bekal yang kuat tentang Pancasila sebagai ideologi, agar selalu menjadikan Pancasila sebagai acuan hidup berbangsa dan bernegara”, tegas Harsen. (*)

Penulis (*/ Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase)