Faperta Undana Edukasi & Latih Petani Sayur Mayur di Kupang Barat

Loading

Kab.Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sistem bertani riskan dan belum adanya pemahaman pemanfaatan bio massa oleh para petani sayur mayur di Batakte dan Oenesu, Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang; memicu dan mendorong Dosen Faperta Undana Program Studi Agroteknologi untuk mengedukasi dan melatih petani sayur agar lebih optimal memaksimalkan dan mengelola lahan pertanian mereka.

Sebanyak 20 petani sayur mayur yang tergabung dalam Kelompok Uimatkuli (Sumber Air Hidup) sejak tahun 1990 di lokasi tersebut diedukasi dan dilatih oleh dosen Faperta Undana dari Program Studi Agroteknologi. Para petani dilatih untuk memanfaatkan bio massa yang beragam dan banyak terdapat di lahan pertanian mereka untuk dijadikan pupuk organik.

Pantauan Garda Indonesia di lokasi kegiatan, meski dengan kondisi tanah kering dan bebatuan tak menghadang minat mereka berinovasi mengelola lahan pertanian mereka dengan memaksimalkan sumber daya minimal yang tersedia seperti lahan pertanian tadahan hujan dan membuat sumur bor

Pengabdian kepada masyarakat Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dilaksanakan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Menuju Desa Sentra Holtikultura Sayur di Kelurahan Batakte Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa, 25 Juni 2019 pukul 10:00 WITA—selesai

Kepala Pusat Layanan Penerapan dan Pengembangan Iptek, Ir. Arnoldus Keban, M.Si.,saat membuka kegiatan PKM Faperta Undana menyampaikan Undana menyiapkan Dana DIPA untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu tersedia dana kegiatan dari Kemenristek DIKTI

Kepala Pusat Layanan Penerapan dan Pengembangan Iptek, Ir. Arnoldus Keban, M.Si

“Sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan, setiap tahun, Undana menyiapkan dana untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”, ujar Arnold Keban

Lanjut Arnold, Sebagai bentuk dukungan Undana terhadap program kemitraan maka tahun ini (2019) terdapat sekitar 50 Dana Penelitian dan belasan pengabdian kepada masyarakat dari Kemenristek DIKTI dan Undana menyiapkan dana melaui DIPA membiayai 19 judul penelitian dan 36 kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Program Kemitraan Masyarakat (PKM)

“Saya berharap bapak/mama (Petani Sayur Mayur) dapat mengikuti terus hingga selesai. Pasti banyak ilmu yang dapat diperoleh dan saya melihat disini banyak bio massa yang dapat dijadikan pupuk bokashi dan semoga daerah ini dapat menjadi lumbung sayur”, harap Arnold Keban.

Sedangkan, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undana, Drs.Ignatius Sinu,MA., menyampaikan harapan bakal ada perhatian dari Faperta Undana terhadap masyarakat di Desa Oenesu dan Kelurahan Batakte
“Ini sebagai kegiatan awal dan seterusnya bersinergi dengan pihak lain untuk mendukung dan memberi perhatian kepada petani sayur mayur”, ujar Ignas

Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undana, Drs.Ignatius Sinu,MA.

Lanjutnya, “Hari ini ada 2 (dua) ahli pertanian yakni Ir Moris Arthur, M.Si., dan Ir Piter Bako,M.Si., yang akan melatih bapak/mama untuk membuat pupuk bokashi”, beber Dosen senior Fakultas Pertanian (Faperta) Undana

“Misi kami di Fakultas Pertanian tidak boleh menggunakan zat kimia karena saya paling tidak suka dan tidak boleh menggunakan zat kimia. Karena saya termasuk orang tua yang memimpin Fakultas Pertanian dan mengatakan kepada Fakultas Pertanian untuk mengajarkan kepada petani untuk tidak menggunakan zat kimia”, tegas Ignas

“Kedepan kita akan bersama mengikuti pelatihan dan selanjutnya dapat dibuat di kebun masing-masing”, pinta Ignas.

Pelatihan membuat pupuk bokashi dilakukan dengan memanfaatkan bio massa yang banyak terdapat di lahan pertanian dan tumbuh liar yang dapat dijadikan pupuk organik seperti tromolena. Selain itu, petani sayur mayur di lokasi tersebut dibimbing dan dilatih untuk membuat pupuk bokashi padat dan pupuk organik cair karena unsur hara (makanan) lebih banyak dibanding dengan pupuk kimia.

Penulis dan editor (+rony banase)