Per Hari 226 kg Sampah di Kota Kupang, DLHK Ubah Sampah Jadi Uang

Loading

Kota Kupang, Garda Indonesia | Menjaga kebersihan Kota bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Upaya menanggulangi sampah terus dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang,

Dimulai dari sosialisasi di tingkat kelurahan dan kecamatan, monitoring dan pemantauan penanganan sampah serta penyediaan sarana tempat sampah fiber di jalan-jalan umum. Namun sejauh ini, penanganan terhadap sampah masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Upaya lain yang dilakukan DLHK Kota Kupang dengan mengadakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Bokashi. Bertempat di hotel Romyta pada Kamis 27 Juni 2019, dilakukan pembukaan kegiatan dan akan dilanjutkan dengan pelatihan pada Jumat 28 Juni 2019 bertempat di Kantor UPTPD Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kota Kupang.

Kepala Dinas LHK Kota Kupang, Yeri Padji Kana, ketika ditemui awak media disela-sela kegiatan mengatakan bahwa masalah sampah bukan hanya menjadi masalah regional saja, tapi sudah menjadi masalah nasional dan internasional. Menurutnya, ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam menangani masalah sampah di Kota Kupang.

“Sebenarnya banyak hal yang kita bisa buat dilingkungan kita masing-masing, berkaitan dengan bagaimana sampah-sampah organik yang bisa kita olahraga menjadi pupuk bokashi”, ungkap Padji Kana.

Lebihnya, upaya ini dilakukan untuk menghindari penumpukan sampah dan pembakaran dahan-dahan kayu maupun daun-daun kering. Tujuan lainnya adalah bagaimana mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaaat.

“Selama ini kita lihat bahwa sampah-sampah organik terbuang begitu saja, bahkan ada yang dibakar. Sebetulnya ini adalah potensi bagi kita untuk bisa menghasilkan uang”, ujarnya.

Pengolahan sampah bisa diatasi dengan memulai dari rumah tangga dan lingkungan sekitar. Pemisahan sampah-sampah organik, non organik dan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) merupakan langkah awal mengatasi masalah sampah.

“Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat Bank Sampah untuk menampung sampah nonorganik atau sampah plastik. Jika manajemennya bagus maka suatu saat bisa menghasilkan uang yang banyak”, tuturnya.

Lebih lanjut, Padji Kana menambahkan bahwa penambahan jumlah penduduk juga menambah jumlah sampah. Produksi sampah di Kota Kupang per hari mencapai 226,705 kg, dan yang diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebanyak 93,12% sisanya 6,88% yang tidak terangkut.

“Kita mengurangi sampah di TPA, jika tidak umur TPA Alak itu tidak akan panjang”, tambahnya.

Target yang ingin dicapai DLHK Kota Kupang, lanjut Yeri adalah untuk mengembalikan Estetika Kota Kupang menjadi Kota Bersih. Kita berupaya agar kedepannya tidak ada lagi Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

“Kita ingin wajah Kota Kupang itu tidak ada lagi sampah yang berserakan. Memang agak sulit, tapi kita harus optimistis”, pungkas Padji Kana. (*)

Penulis (*/Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase) Foto oleh lintasntt.com