Percepat Penanganan Pasca gempa M7,2, BNPB Kerahkan Sumber Daya

Loading

Jakarta, Garda Indonesia | Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan sumber daya, baik personel dan bantuan logistik, untuk percepatan penanganan pasca gempa bumi M 7,2 di Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Baca juga: 

http://gardaindonesia.id/2019/07/17/enam-orang-meninggal-dunia-pasca-gempa-bumi-di-halmahera-selatan/

Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, menyampaikan pada Kamis pagi, 18 Juli 2018, Kepala BNPB Doni Monardo menuju ke Ternate dan selanjutnya menggunakan heli ke lokasi terdampak. Merespon kejadian ini pemerintah daerah setempat, BNPB, dan multi pihak terus melalukan upaya penanganan darurat bencana.

Kaji cepat masih berlangsung, khususnya ke wilayah desa yang belum terjangkau. Demikian juga distribusi logistik bantuan kepada warga terdampak. BNPB memobilisasi bantuan logistik dan peralatan dari Ternate menuju Sofifi dan berlanjut ke Saketa. Upaya penanganan selama masa tanggap darurat di bawah kendali pos komando.

“Tim Reaksi Cepat BNPB melaporkan kendala di lapangan berupa ketersediaan BBM, akses dan jaringan komunikasi di beberapa desa, tenaga medis dan trauma healing, dan alat angkut distribusi bantuan”, terang Agus Wibowo.

Di sisi lain, kebutuhan mendesak selama keadaan darurat antara lain terpal, selimut, tikar, air minum, makanan siap saji, dan kidsware.

Lanjut Agus, BNPB mengerahkan helikopter Mi-8 untuk distribusi logistik bantuan. Bantuan yang dimobilisasi untuk penanganan pasca gempa berupa:

  1. Perlengkapan sekolah 130 Paket;
  2. Matras 30 Lembar;
  3. Tikar 20 Lembar;
  4. Sandang 75 Paket;
  5. Paket perlengkapan keluarga 25 Paket;
  6. Selimut 40 Lembar;
  7. Tenda Gulung 20 Paket;
  8. Lauk Pauk 204 Paket;
  9. Makanan siap saji 114 Paket;
  10. Makanan tambahan gizi 120 Paket;
  11. Paket perlengkapan bayi 30 Paket;
  12. Paket kebersihan keluarga 20 Paket;
  13. Paket rekreasional 30 Paket;
  14. Sarung Dewasa 29 Lembar;
  15. Karung 250 Lembar.

Sementara itu, sebanyak 1.061 rumah mengalami rusak berat (RB) pasca gempa bumi M 7,2 pada Minggu lalu (14/7) yang mengguncang Halmahera Selatan. Selain itu, sedikitnya 78 fasilitas umum (fasum) di kabupaten ini juga terdampak dengan kategori rusak berat.

Data BPBD Provinsi Maluku Utara hingga 17 Juli 2019 mencatat rumah rusak berat 1.061 unit, rusak sedang 1.412 unit, sedangkan fasum rusak RB 78 dan rusak ringan 39 unit. Kerusakan terbesar berada di Kecamatan Gane Barat Selatan dengan 542 unit RB, Kepulauan Joronga 287, Gane Barat 203, Gane Timur Selatan 116, Bacan Timur Tengah 72, Bacan Timur Selatan 8, dan Bacan Timur 2.

Selain itu, Data BPBD Provinsi Maluku Utara mencatat 13.250 KK atau 53.076 jiwa mengungsi. Pengungsian tersebar di 10 kecamatan. Sementara itu, korban luka berat 32 orang dan luka ringan 97. Terkait dengan korban meninggal dunia, sebelumnya diberitakan berjumlah 6 orang, BNPB telah melakukan konfirmasi dengan posko terhadap kepastian jumlah korban tersebut.

BPBD mencatat 73 desa di 11 kecamatan terdampak akibat gempa yang terjadi pada pukul 16.10 WIB tersebut. Tidak hanya kerusakan, tetapi juga korban meninggal dunia, luka-luka maupun pengungsian. Ke-11 kecamatan tadi adalah Bacan, Bacan Timur, Bacan Timur Tengah, Bacan Timur Selatan, Gane Barat Selatan, Gane Barat, Bacan Barat, Gane Barat Utara, Kepulauan Joronga dan Gane Timur Tengah. Hanya Kecamatan Bacan Barat yang teridentifikasi terdampak minor yaitu 3 unit fasum rusak berat. (*)

Sumber berita (*/Humas BNPB)
Editor (+rony banase)