Dinkes NTT & Unicef Inisiasi Tim Terpadu Kesehatan Layanan Ibu dan Anak

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Tim Terpadu yang terdiri dari para expert (ahli) dari berbagai institusi kesehatan di masing-masing bidang berkumpul untuk merumuskan rekomendasi secara terpadu dalam rangka peningkatan mutu kesehatan ibu dan anak dan percepatan penanggulangan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pertemuan Tim Terpadu Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta percepatan Penanggulangan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur berlangsung di Crysant Homestay Kupang, 23—24 Juli 2019.

Kepala Dinas Kesehatan NTT, drg. Dominikus Minggu Mere, M.Kes. kepada Garda Indonesia menyampaikan bahwa berangkat dari keprihatinan maka para ahli kesehatan dari rumah sakit, dokter dari institusi pendidikan melakukan identifikasi dan bakal menghasilkan rekomendasi terpadu

“Kita bicara tentang kematian ibu dan anak, juga akan bicara tentang penanggulangan stunting”, ujar drg Domi

Kepala Dinas Kesehatan NTT, drg. Dominikus Minggu Mere, M.Kes saat Pertemuan Tim Terpadu Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta percepatan Penanggulangan Stunting

Sebelumnya, menurut drg. Domi bahwa NTT diberi apresiasi terhadap Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak sesuai Pergub No 40 Tahun 2009 dapat menelurkan kebijakan yang berpihak pada percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

“Permasalahan tersebut terdapat pada ibu-ibu yang memiliki kemampuan terbatas atau tingkat pendapatan dibawah rata-rata. Namun dalam perkembangannya percepatan penurunan angka kematian tidak terlalu cepat malah angka kematian bayi baru lahir cenderung meningkat, oleh karena itu kita mencoba melihat dan berdasarkan kenyataan dan pengalaman maka saya mengkoordir para ahli dan dikolaborasikan dengan penanggung jawab program”, tutur drg Domi

Selain itu, beber drg Domi, “Kita coba merumuskan, mengkoordinasikan dan melihat kembali analisis situasi yang ada dan melakukan identifikasi lagi berbagai persoalan angka kematian ibu dan bayi dan percepatan penurunan stunting”.

“Dan akhirnya kita akan punya sebuah rekomendasi penanganan secara terpadu baik dari hasil rumusan perencanaan dan bagaimana pelaksanaannya yang akan dikolaborasi dengan kab/kota dan menghasilkan instrumen monitoring evaluasi”, tandas drg Domi.

Sedangkan, dr Bobby M Syahrizal, MPH. Health specialist – UNICEF saat diwawancara Garda Indonesia menyampaikan bahwa UNICEF tetap mendukung Pemerintah Indonesia terutama di Provinsi Nusa Tenggara Timur berupaya mencari strategi pelayanan yang paling optimal bagi Ibu dan anak.

dr Bobby M Syahrizal, MPH. Health specialist – UNICEF

“UNICEF memastikan layanan kesehatan dengan kualitas memadai dan semestinya dapat menjangkau anak-anak dan dapat terbentuk beberapa tahun kedepan”, kata dr Bobby.

Terkait mutu pelayanan yang masih kurang, dr Bobby menjelaskan secara gamblang dengan mengoptimalkan fasilitas kesehatan yang strategis dan mengembangkan pelayanan kesehatan regional yang dapat menjangkau masyarakat

“Memang kendala kita untuk rujukan”, ungkap dr Bobby.

Mengenai kematian ibu saat sebelum dan sesudah persalinan, beber dr Bobby, dengan cara penanganan bagaimana membawa ibu ke faskes sehingga dapat dibantu secara maksimal

“Sebelumnya cukup dengan proses persalinan empat tangan dapat membantu ibu dan anak namun kalau enam tangan lebih baik”, pungkas dr Bobby.

Penulis (+rony banase)