Mahasiswa Magang Faperta Undana Gapai Cara Bertani Terpadu di Lahan Kering

Loading

Kab.Kupang-NTT, Garda Indonesia | Apabila bidang pertanian dikembangkan dengan baik maka akan turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Nukilan ini menggambarkan semangat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam mengolah lahan kering.

Baca juga : 

http://gardaindonesia.id/2019/08/09/wagub-ntt-josef-harus-ada-terobosan-baru-untuk-lahan-kering-di-ntt/

“Kalau kita mau mengorelasikan Ilmu Pendidikan dengan bidang pertanian maka kita bisa kembangkan lahan yang kita miliki. Kalau lahan pertanian kita hebat, maka masyarakat kita akan sejahtera. Karena memang tujuan dari pertanian itu adalah menyejahterakan masyarakat”, jelas Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi (7/08/19) saat Seminar Nasional Pertanian (Semnastan) VI & Lokakarya Nasional Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI). (*Nukilan siaran pers Biro Humas dan Protokol Pemprov NTT)

Menyadari pentingnya memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait pengolahan lahan kering secara terpadu, maka Fakultas Pertanian (Faperta) Prodi Agribisnis, Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang menempatkan 8 (delapan) mahasiswa magang sejak 15 Juli s.d. 16 Agustus 2019 pada Pertanian Organik Terpadu di Desa Penfui Timur Kec. Kupang Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

Foto bersama Dosen Faperta Jurusan Agribisnis, Ir. Kudji Herewila, M.Si. dan mahasiswa magang di ladang Pertanian Organik Terpadu

Berlokasi di Jalan. Nomelaktosi Matani, pemilik dan pengelola Pertanian Organik Terpadu, Gestianus Sino, S.P. kepada Garda Indonesia mengatakan bahwa sisi pertanian organik terpadu yang berintegrasi dengan pertanian, peternakan, perikanan, pupuk, dan hidroponik.

“Jadi, di sini untuk kebutuhan pupuk kita ambil dari kotoran kambing dan kotoran ikan. Jadi terintegrasi,” ujarnya pada Jumat, 16 Agustus 2019.

Pria Kelahiran Desa Leakutu, Kecamatan Mego Kabupaten Maumere pada 22 April 1983 ini menyampaikan telah tahap ketiga pihak Undana menempatkan mahasiswa magang untuk belajar mengenai pengolahan lahan kering.

Pemilik dan pengelola Pertanian Organik Terpadu, Gestianus Sino, S.P.

“Hal praktis yang kami edukasi mengenai pengolahan lahan kering hingga pascapanen. Jadi kami berikan pelajaran kepada mereka cara olah lahan, semai bibit, cara memasarkan hingga kemasan (packing),” jelas Alumni Faperta Undana tahun 2011.

Menurut Gesti, Petani Lahan Kering yang berhasil menjadi Duta Petani Muda Nasional 2018 ini, mahasiswa magang Undana yang belajar dapat menjadi mitra yang dapat menyubsidi produk. “Secara langsung mereka sudah dididik selama 1 (satu) bulan dan telah mengetahui standar operasional produk karena tidak menggunakan bahan kimia. Jadi kalau mau menjadi mitra, ya silakan,” beber pemasok untuk hotel berbintang, hypermart, dan kantor-kantor di seputaran Kota Kupang.

Disamping itu, salah satu mahasiswa magang Faperta Undana, Maria Yani Nino menyampaikan manfaat langsung magang di Pertanian Organik Terpadu. “Kk Gesti memperlakukan kami dengan baik dan bekerja layaknya petani,” terangnya.

“Jurusan kami di Fakultas Pertanian Prodi Agribisnis hanya memperoleh teori namun di sini kami melakukan praktik langsung cara mengolah lahan, cara menanam dan takaran pupuknya. Kami mulai paham,” ungkap Maria Nino dan sekalian menyampaikan bahwa per tanggal 16 Agustus 2019 merupakan hari terakhir magang.

Untuk diketahui, Mahasiswa magang dipegang oleh 3 (tiga) dosen yakni Ir. Kudji Herewila, M.Si. Ir. Lika Bernadina, M.Sc.Agr dan Dra. Sondang Pudjiastuti, M.M. dan saar penjemputan diurus oleh Ketua urusan Magang Mahasiswa Jurusan Agribisnis Ir. Fidel Klau, M.Si.

Penulis dan editor (+rony banase)