Paskibraka–Keberagaman dalam Merah Putih

Loading

Jakarta, Garda Indonesia | Sebanyak 68 pelajar yang mewakili 34 provinsi di Indonesia telah dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada Kamis, 15 Agustus 2019.

Seluruh anggota tersebut selanjutnya akan dibagi ke dalam dua tim yang bertugas di upacara pada 17 Agustus 2019, di halaman Istana Merdeka, Jakarta.

Keterwakilan seluruh provinsi dalam keanggotaan Paskibraka Nasional tersebut mencerminkan persatuan bangsa di tengah keberagaman yang memperkaya Indonesia. Meski datang dari latar belakang dan budaya yang mungkin berbeda, mereka tetap mengusung tujuan yang sama di bawah kibaran Merah Putih.

Seluruh anggota tersebut telah melalui proses seleksi yang ketat mulai dari tingkat kecamatan hingga provinsi, untuk selanjutnya terpilih ke dalam anggota Paskibraka Nasional.

“Provinsi masing-masing menyelenggarakan seleksi dari tingkat kecamatan, kabupaten, atau wali kota baru ke provinsi. Mereka seluruhnya dibekali (kemampuan teknis) dari masing-masing posisi pada saat mereka melakukan kegiatan,” ujar Letkol Chb Amar, Koordinator Pelatih Paskibraka 2019.

Banyak pihak yang mungkin bertanya-tanya soal kapan tim yang bertugas dalam masing-masing upacara (pagi atau sore) ditentukan beserta para anggotanya. Amar menerangkan bahwa hal tersebut ditentukan pada saat-saat akhir menjelang Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Belum ada penetapan (sejak jauh hari). Semua orang kita anggap sama. Tanggal 17 pagi (akan) ditetapkan,” ucapnya.

Para anggota Paskibraka telah menjalani pelatihan dan dibekali sejumlah kemampuan sebelum menjalankan tugas. Pelatihan yang dijalani tersebut menjadikan seluruh anggota Paskibraka siap untuk ditempatkan dalam posisi manapun.

Maka, dapat dipastikan bahwa tim dan anggota manapun yang nantinya ditunjuk untuk bertugas memiliki mental yang tangguh dan kemahiran untuk dapat melaksanakan tugasnya di setiap perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.(*)

Sumber berita (*/Tim IMO Indonesia)
Editor (+rony banase)