Patriotik Lansia di TTS, Bertahan di Terik Matahari Ikut Upacara HUT ke-74 RI

Loading

Amanuban Timur-TTS, Garda Indonesia | Upacara memperingati hari besar bangsa Indonesia dilakukan diseluruh penjuru negeri, tak ketinggalan di Kecamatan Amanuban Timur. Rasa memiliki negara Indonesia tidak mampu mengalahkan apapun termasuk usia yang sudah lanjut.

Pantauan Media Garda Indonesia, banyak orang tua yang lanjut usia dengan khidmat mengikuti jalannya upacara.

Hadir pada Upacara HUT RI ke-74 tingkat Kecamatan Amanuban Timur, unsur Tripika Kecamatan Amanuban Timur, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten TTS, Anggota DPRD Kabupaten TTS, para tokoh Agama, ASN lingkup Kecamatan Amanuban Timur, peserta didik dari SD sampai SMA, dan mahasiswa KKN, para pendidik anak bangsa serta orang tua yang sudah lanjut usia hadir dengan mengenakan pakaian adat Timor Amanuban.

Salah seorang Ibu berdiri sendiri di sisi utara lapangan upacara, berdiri dengan penuh penghayatan memaknai kemerdekaan Bangsa Indonesia. Sepanjang upacara berlangsung, Mama Dorkas Selan, wanita tangguh yang bertahan di pinggir lapangan mengikuti setiap rangkaian upacara dengan saksama.

Mama Dorkas Selan

Ketika ditemui media ini, Dorkas mengaku bahwa kemerdekaan sangat berharga bagi bangsa ini sehingga walaupun sudah lanjut usia, dirinya masih menyempatkan diri hadir pada upacara yang dilakukan setahun sekali itu, sebagai rasa hormat kepada para pejuang.

 

“Hari besar (kemerdekaan) ini sangat berharga”, jelas Dorkas warga Desa Oe’ekam.

Sementara itu, warga Desa Oe’ekam lainnya Nahor Boimau juga mengungkapkan hal yang sama bahwa dirinya selalu hadir dalam upacara HUT RI setiap tahun. Dirinya mengatakan bahwa kemerdekaan yang diraih adalah perjuangan panjang melawan penjajah yang berakibat pertumbuhan darah dan kehilangan nyawa.

“Kami menghargai (jasa) para meo (pejuang) “, ucap Nahor.

Nahor menjelaskan bahwa kemerdekaan harus diisi dengan pembangunan di daerah. Melihat banyak anak muda yang acuh dengan peringatan HUT RI, Nahor mengatakan bahwa sebagai anak muda yang berpendidikan seharusnya menunjukkan contoh yang baik, serta membangun kampung halaman dengan ilmu yang dimiliki.

“Sekolah dan pintar harus kembali ke kampung dan bangun kampung dengan hal-hal baik,” pinta Nahor.

Pada kesempatan yang sama, Kornelis Selan asal Desa Pisan juga bertahan dibawah terik matahari untuk mengikuti upacara walaupun usianya sudah menginjak 78 tahun, Kornelis hadir di bumi Timor-Indonesia; merasakan kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pejuang terdahulu.

Kornelius mengungkapkan bahwa walaupun usianya baru 4 tahun ketika Indonesia merdeka, namun suasana penjajahan masih terus dirasakan beberapa tahun kemudian. Jelas Kornelis, mengingat akan hal itu, maka baginya kemerdekaan Indonesia merupakan anugerah yang harus disyukuri dan rasa hormat perlu diberikan kepada para pejuang.

“Kalau kita tidak merdeka, hari ini kita tidak hidup seperti ini”, ujar mantan Sekretaris pertama Desa Pisan ini.

Dirinya menyebutkan bahwa generasi sekarang tidak memaknai kemerdekaan dengan baik. Terbukti dari antusiasme para anak muda dalam mengikuti upacara kemerdekaan yang sangat rendah.

” Orang seperti harus dibina karena tidak menghargai jasa para pejuang. Karena dengan kemerdekaan, kita bisa lepas dari penjajah”, jelas orang tua yang berjalan sejauh 8 Km untuk mengikuti upacara.

Pada satu posisi disisi barat lapangan upacara, berdiri sekumpulan orang tua yang sangat khidmat dan penuh penghormatan. Bertahan hingga barisan dibubarkan oleh komandan upacara. (*)

Penulis (*/Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase)