Masalah HIV/Aids & Narkoba Jadi Atensi Tim Penggerak PKK Kota Kupang

Loading

Kota Kupang, Garda Indonesia | Masalah pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, kehamilan anak dan remaja diluar nikah, kasus perkosaan, kekerasan terhadap anak dan remaja, dan masalah HIV/Aids akibat lemahnya kontrol diri dan keluarga, saat ini marak terjadi di Kota Kupang.

Khusus masalah HIV/Aids, data menunjukkan sejak April 2007 hingga April 2019, penderita HIV di Kota Kupang berjumlah 971 orang sedangkan penderita Aids berjumlah 409 orang. Sehingga menjadi tantangan dan atensi (perhatian) dari Tim Penggerak PKK Kota Kupang karena tren kasus terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menyadari kondisi tersebut maka Tim Penggerak PKK Kota Kupang melalui Program Kerja pokja I tahun 2019 menginisiasi dan melaksanakan sosialisasi HIV/Aids dan narkoba pada Kamis, 22 Agustus 2019 pukul 08:30 WITA—selesai di Aula Rujab Wali Kota Kupang.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kupang, Lino Do Pareira saat meminta salah satu pelajar untuk menyampaikan penolakan terhadap narkoba dalam Bahasa Melayu Kupang

Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Wali Kota Kupang, dr Hermanus Man ini, menghadirkan 2 (dua) narasumber yakni Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kupang, Lino Do Pareira dan Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Kupang, Drs.Marselinus Mbay, M.Si. diperuntukkan bagi para pelajar se-Kota Kupang dimulai dari tingkat SD dab SMP, Guru, Orang Tua dan anggota TP PKK kecamatan dan kelurahan termasuk forum anak.

Ketua panitia kegiatan, Dra.Hj.Balkis Soraya Tanof, M.Hum. mengatakan sosialisasi ditujukan bagi masyarakat Kota Kupang terutama pelajar agar dapat meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku dimulai dari keluarga untuk upaya pencegahan HIV/Aids dan penyalahgunaan narkoba terhadap perilaku anak melalui pola asuh keluarga.

“Salah satu faktor penyebab kerentanan seseorang terinfeksi HIV dan Aids berkaitan dengan perilaku seks bebas,” ujar Balkis Soraya dalam laporannya.

Ketua panitia kegiatan, Dra.Hj.Balkis Soraya Tanof, M.Hum.

Menurut Dosen Sosiolog dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang ini, keterbatasan informasi akan berdampak pada perilaku seks bebas. Hal inilah, sebut Balkis Soraya, yang membuat banyak orang terjerumus dan teridentifikasi dan terinfeksi HIV dan Aids.

“Faktor lain, karena mudahnya masyarakat termasuk para pelajar dalam mengakses layanan pornografi yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku seks,” ungkap Sosiolog yang sering diminta sebagai juri dalam perhelatan pemilihan puteri yang dihelat oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kota Kupang.

Dirinya juga menyampaikan bahwa minimnya pendidikan seks dalam keluarga yang dianggap sebagai sesuatu yang tabu untuk dibicarakan dan belum terakomodirnya pendidikan seks dalam kurikulum pendidikan pada institusi pendidikan sehingga salah satu menjadi faktor pendorong meningkatnya jumlah kasus HIV/Aids.

Lanjutnya, di sisi lain persoalan narkoba juga menjadi ancaman bagi remaja karena keterbatasan informasi dan minimnya pemahaman akan dampak buruk penyalahgunaan narkoba.

“Tim Penggerak PKK Kota Kupang sebagai mitra Pemerintah Kota Kupang melalui gerakan masyarakat dari golongan masyarakat paling bawah seharusnya berpartisipasi aktif untuk mewujudkan program inovasi dari pemerintah yakni ‘Kupang Sehat dan Cerdas’ yaitu masyarakat yang sehat jasmani dan rohani dan cerdas secara intelektual untuk ketahanan keluarga dan pembangunan karakter anak sebagai generasi muda yang bebas dari HIV/Aids dan Narkoba,” tandas Balkis Soraya.

Penulis dan editor (+rony banase)