Sabu Raijua-NTT, Garda Indonesia | Menjadi kebanggaan masyarakat dan Pemkab Sabu Raijua dan Provinsi Nusa Tenggara Timur memperoleh penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) sebagai penggagas dan pembuat kain tenun terpanjang di Indonesia dan dunia.
Terpilihnya Pemkab Sabu Raijua sebagai pendukung pembuatan rekor Kain Tenun Ikat Tradisional Sabu Raijua Terpanjang di Dunia sepanjang 68 (enam puluh delapan) meter dan lebar 91 (sembilan puluh satu) cm dengan motif bertemakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Penyerahan penghargaan dari Leprid yang telah diterima sebelumnya oleh penggagas Kain Tenun Tradisional Terpanjang di Dunia kepada Pemkab Sabu Raijua yang diterima oleh Bupati Niko Rihi Heke pada puncak Festival Jelajah Pesona Kelabba Maja pada Kamis, 12 September 2019 sekaligus dilakukan pembentangan di lokasi wisata Kelabba Maja.
Kain Tenun Ikat Tradisional Sabu Raijua Terpanjang di Dunia digagas oleh Ibrahim Bire Logo, S.Pd. seorang tenaga pendidik atau guru di SD GMIT Lederaemawide 2 di Kecamatan Hawu Mesara Kabupaten Sabu Raijua.
Ditemui usai pembentangan kain tenun tradisional terpanjang di dunia, Ibrahim Bire Logo menyampaikan gagasan membuat kain tenun yang berwarna dasar hitam dan menggunakan benang katun.
“Bertolak dari zaman digital saat ini orang bebas berbicara tentang Bhineka Tunggal Ika dan NKRI saat ini hanya sebatas retorika. Oleh karena itu saya ingin menggugah rasa setiap anak negeri untuk mencintai NKRI yang cinta damai karena perbedaan hanya sekadar warna bukan untuk dipertentangkan namun untuk dipersatukan,” ujar Ibrahim yang berdomisili di Desa Tanah Jawa Kecamatan Hawu Mesara.
Pembuatan kain tenun tenun ikat tradisional terpanjang di dunia, jelas Ibrahim, membutuhkan tenaga penenun sebanyak 23 orang (2 perempuan tenaga teknik dan 21 tenaga harian lepas terdiri dari pria dan wanita) dengan masa kerja 86 hari kalender dan volume kerja 20 jam per hari yang diproduksi di Desa Lobohede Kecamatan Mesara pada tahun 2013 pada HUT ke-68 Republik Indonesia yang bertepatan dengan momen Sail Komodo.
“Sehingga saya cantumkan lambang negara, Bendera Merah Putih, Peta NKRI, Peta NTT, Peta Sabu Raijua, Bhineka Tunggal Ika, dan Komodo sebagai salah satu Seven Wonder,” ungkap Ibrahim Bire Logo yang berencana bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara.
Penulis, editor dan foto (+rony banase)