Korban Angin Puting Beliung di Belu Belum Dibantu, Ini Tanggapan Bupati

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | Angin Puting Beliung yang menerjang 4 (empat) desa di Kecamatan Lakmanen Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu, 2 Oktober 2019 pukul 08.00—18.00 WITA mengakibatkan ratusan rumah rusak dan 1 (satu) korban patah tulang.

Informasi yang dihimpun media Ini, 4 (empat) desa yang diterjang angin puting beliung yakni Desa Makir banyak rumah rusak parah dan 1 (satu) korban patah tulang; Desa Mahuitas sekitar 60 rumah rusak; Desa Lamaksemulu, dan Desa Kewar sekitar 40 rumah rusak.

Konradus Koli Asa, salah satu keluarga korban angin puting beliung di Desa Makir mengatakan hingga saat ini mereka belum memperoleh bantuan dari pemerintah setempat meski peristiwa angin puting beliung telah terjadi seminggu lalu.

“Saya berdomisili di Kupang namun orang tua di Desa Makir tertimpa musibah makanya saya telah berada di sini sejak Minggu, 5 Oktober 2019,” ujar Konradus.

Lanjutnya, Khusus di Desa Makir terdapat 1 (satu) korban bernama Maria Bui (60 tahun) yang mengalami patah tulang di seluruh tubuh dan tidak bisa bergerak sama sekali.

Yosep Mau Lau, suami dari Maria Bui korban patah tulang akibat angin puting beliung

“Kami sesalkan dan kecewa dengan aparat Pemerintah Desa maupun Pemkab Belu belum ada respon dan tidak ada perhatian sama sekali dan banyak warga yang mengungsi ke rumah keluarga karena rumah mereka rusak parah,” ungkap Konradus.

Konradus juga telah berkoordinasi dengan salah satu LSM dan menyampaikan bahwa seharusnya pemdes maupun pemerintah kecamatan segera mengambil inisiatif bantuan yang bersifat darurat seperti bantuan medis, makan minum, terpal dan bantuan lain yang sangat dibutuhkan warga.

“Para aparat pemerintah dari desa, BPBD, Koramil dan Kepolisian sempat berkunjung pascabencana untuk sekadar mengambil data jumlah korban dan dokumentasi namun tidak ada kelanjutan untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak musibah,” ujar Konradus kesal sambil menyampaikan bahwa orang tuanya juga terdampak bencana angin puting beliung.

Hingga saat ini, terang Konradus, banyak warga yang masih mengungsi karena rumah mereka rusak parah, terpaksa mereka menginap di rumah keluarga dan tempat yang dirasa aman.

Terpisah, Bupati Belu, Wilibrodus Lay, S.H. saat dikonfirmasi media Garda Indonesia melalui pesan Whatsapp pada Senin, 7 Oktober 2019 pukul 12.10 WITA lalu memberikan tanggapan pada Selasa, 8 Oktober 2019 pukul 08:49 WITA menyampaikan Pemkab Belu sedang mencari regulasi yang sesuai untuk membantu para korban angin puting beliung.

“Saya sudah data terkait korban kerusakan dan sementara masih dicari regulasinya untuk bantuan, kalau sesuai petunjuk teknis hanya bantuan ala kadarnya saja,” jelas Bupati Willy.

“Untuk rusak ringan hari ini (Selasa, 8 Oktober 2019) kita bantu seng, dan rusak berat masih cari solusi,” pungkasnya.

Penulis dan editor (+rony banase)
Foto oleh Konradus Koli Asa