Budidaya Cacing LR, Upaya Pemkot Kupang Dongkrak Ekonomi Pemulung

Loading

Kota Kupang, Garda Indonesia | Pemerintah Kota Kupang, melalui Tim Penggerak (TP) PKK, melakukan panen perdana cacing Lumbricus Rubellus (LR), yang dibudidayakan oleh masyarakat di kampung pemulung ‘Aku Ada’, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kota Lama, pada Selasa, 22 Oktober 2019.

Ketua Pokja 3, PKK Kota Kupang, Henny Lukas menyampaikan bahwa program tersebut merupakan program utama dari TP. PKK Kota Kupang yang dilaksanakan tahun ini (2019), yang bertujuan mendongkrak perekonomian masyarakat khususnya pemulung di Kota Kupang.

“Ini merupakan program prioritas dari TP. PKK Kota Kupang, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pemulung di Kota Kupang. Pembagian bibit (cacing LR) sudah dari Agustus 2019. Saat ini sudah memasuki bulan ke-tiga,” jelasnya.

Dirinya menyebutkan bahwa target dari PKK untuk pembudidayaan cacing LR bisa dilakukan oleh seluruh pemulung yang ada di Kota Kupang. Untuk tahun 2019 baru satu lokasi saja yang digapai, yang terdiri dari 4 kelompok pembudidayaan cacing LR.

“Tahun depan kita usahakan lagi di 2 atau 3 tempat lagi. Kita harapkan 5 tahun ke depan, semua area di Kota Kupang yang ada pemulungnya bisa membudidayakan cacing,” harapnya.

Para pemulung yang saat ini membudidayakan cacing LR, akan dilatih juga bagaimana cara mengeringkan cacing LR, sehingga yang dijual bukan lagi cacing mentah tapi cacing kering. Terkait manfaat dari cacing LR sendiri, Henny menjelaskan bahwa cacing tersebut digunakan sebagai bahan kosmetik dan juga dimanfaatkan sebagai obat tifus.

Henny menjelaskan bahwa pihaknya telah merencanakan untuk kedepannya dapat memproduksi obat tifus di Kota Kupang, untuk bisa dipasarkan secara langsung. Namun yang menjadi kendala terkait dana dalam pelaksanaan kegiatan. “Ibu Ketua TP. PKK sudah meminta untuk melakukan penjajakan ke tokoh-tokoh yang berkompeten baik dibidang kosmetik maupun obat-obatan, yang akan diminta untuk menjadi narasumber”, ujarnya.

Henny berharap pemerintah dan para anggota DPRD dapat melihat dengan baik setiap program yang langsung menyentuh masyarakat. “Kalau kita dipercaya oleh pemerintah dan DPRD untuk meneruskan ini (produksi kosmetik dan obat) dalam jumlah yang besar, kami akan lanjutkan,” pungkas Henny.

Foto bersama Ketua Pokja 3, PKK Kota Kupang, Henny Lukas dan Ketua Forum Peduli Masyarakat Pemulung Kota Kupang, Yulius Tenis, S.H.

Hadir pada kegiatan panen perdana tersebut perwakilan dari PT. Dewi Agro Indonesia, Reno Missa, mengatakan bahwa pihaknya siap untuk membeli cacing hasil budidaya dengan harga cacing mentah per kilo Rp. 50.000-, dan cacing kering dibeli dengan harga Rp. 500.000-, per kilo.

Reno menjelaskan bahwa budidaya cacing LR sangat bermanfaat untuk mengurangi sampah organik berupa makanan-makanan sisa, maupun sayur-sayuran sisa. “Kalau sampah anorganik bisa didaur ulang, maka sampah organik berupa sisa-sisa makanan dan sayur-sayuran bisa dimanfaatkan untuk budidaya cacing, untuk menambah pendapatan perekonomian masyarakat,” jelas Reno.

Dirinya membeberkan beberapa keuntungan lain dari budidaya cacing LR, di mana para pembudidaya akan menjadi peternakan cacing LR. Selain itu, proses panen tersebut akan dilakukan pada bulan kedelapan pemeliharaan. “Kalau sudah 8 bulan, cacing tidak bertelur lagi jadi harus dipanen sudah”, ujarnya.

Sementara itu, setiap dua bulan selama proses pemeliharaan harus dilakukan pemindahan untuk cacing LR yang sudah berumur 2 bulan ke tempat baru. Lalu dua bulan lagi dilakukan pemindahan lagi, sehingga pemeliharaannya akan berkelanjutan.

“Setiap 2 bulan itu dipindahkan ke tempat baru (untuk cacing LR yang sudah berusia 2 bulan). Jadi kalau budidaya 1 keranjang, maka bulan kedua akan bertambah 1 keranjang lagi, pada bulan keempat akan bertambah 2 keranjang, bulan ke-enam bertambah 4 keranjang dan pada bulan kedelapan akan bertambah 8 keranjang,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Forum Peduli Masyarakat Pemulung Kota Kupang, Yulius Tenis, S.H. berharap kedepan para pemulung bisa mendapatkan perhatian yang lebih agar mereka bisa diberikan tempat tinggal yang layak, karena saat ini para pemulung tinggal di lahan pemerintah yang merupakan lokasi terbuka hijau.

Dirinya juga sangat mengapresiasi program terobosan yang dilakukan oleh TP. PKK Kota Kupang. Menurutnya, melalui program terobosan tersebut masyarakat pemulung bisa merasakan bantuan secara langsung. Dan apabila dikelola dengan baik, maka budidaya cacing LR akan mendatangkan pemasukan yang besar bagi pemerintah Kota Kupang.

“Kalau kelompok ‘Aku Ada’ saja bisa berhasil dan disebarkan ke kecamatan lain, maka dalam satu kali panen Pemkot bisa mendapatkan pemasukan yang besar dan masyarakat bisa langsung merasakan bantuan tersebut”, ujar Yulius.

Yulius juga berharap ke depan bisa dibuka sebuah Lembaga Pendidikan dan Ketrampilan yang dapat memberikan pendidikan khusus tentang bagaimana membudidayakan cacing LR dan setiap pemulung yang mengikuti program tersebut bisa mendapatkan sertifikat sehingga bisa digunakan sebagai fasilitator pembudidayaan cacing LR. (*)

Penulis (*/Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase)