Undana Kupang: Rasio Elektrifikasi di Provinsi NTT Sebesar 82,79%

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof. Ir. Fredik L.Benu, M.Si., Ph.D., memaparkan hasil verifikasi Rasio Elektrifikasi (RE) yang dilakukan oleh Undana bekerja sama dengan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT.

Dalam pemaparan tersebut, Fred Benu menyampaikan bahwa dari verifikasi yang dilakukan RE di Provinsi NTT sebesar 82,97%.

Hal tersebut disampaikan Fred Benu dalam acara Seminar dan Deklarasi Hasil Verifikasi Rasio Elektrifikasi (RE) Nusa Tenggara Timur yang digelar pada Senin, 28 Oktober 2019 di Hotel Aston Kupang.

RE tersebut diperoleh dari hasil verifikasi terhadap 532 Desa dari 21 Kabupaten ditambah dengan data yang diperoleh dari BPS tentang Potensi Desa (Podes). Menurut Fred Benu, data Podes dijadikan sebagai patokan dalam melakukan verifikasi. Survey Verifikasi RE hanya dilakukan terhadap Desa dengan kriteria RE versi Sistem Layanan Informasi Desa (SILISA) yang didapat dari pihak PLN lebih besar dari 15 persen dari RE versi Podes.

“Data SILISA dari PLN untuk RE tiap Desa yang diatas 15 persen kita lakukan verifikasi. Bukan hanya tingkat desa saja tapi di dusun bahkan sampai ke rumah kalau kita rasa ada yang perlu diketahui,” jelas Benu.

Menurut Benu, kegiatan tersebut bertujuan untuk memverifikasi data RE ditingkatkan Desa tertentu. Selain itu untuk memperbaharui data RE di NTT, berpatokan pada data Podes di NTT.

“Data RE ini membantu semua pihak dalam perencanaan pengembangan masyarakat yang mempunyai hubungan dengan ketersediaan kelistrikan di masyarakat NTT, “ujar Benu.

Foto bersama Undana Kupang dan PLN Wilayah IX NTT

Pada kesempatan tersebut, Benu juga menyampaikan bahwa verifikasi tersebut dilakukan bukan hanya ditingkat desa tapi turun sampai ke dusun, bahkan jika ada hal yang perlu diverifikasi sampai ke rumah warga, pihaknya langsung berkunjung ke rumah tersebut.

Selain itu, dirinya menambahkan bahwa sebelum melakukan survei verifikasi, pihaknya berdiskusi dengan BPS NTT terkait metode dan format yang digunakan. Untuk memastikan bahwa data hasil verifikasi tersebut benar-benar valid, setelah verifikasi dan analisis data pun pihaknya masih berdiskusi dengan BPS NTT, sehingga pihaknya tidak meragukan data tersebut.

Sementara itu, General Manager PT. PLN UIW NTT, Ignatius Rendroyoko membenarkan bahwa studi riset yang dilakukan oleh Undana bekerja sama dengan PLN didasarkan atas data Podes. Menurutnya data Podes yang terakhir kali dilakukan pada tahun 2018 dengan data RE di NTT sebesar 76 persen.

“Kita membutuhkan data mutakhir (update). Untuk itulah PLN bekerja sama dengan Undana dan juga di support oleh BPS NTT sehingga data yang dihasilkan adalah data yang hari ini (dipaparkan),” jelas Rendroyoko.

Lanjutnya, data terbaru tersebut akan dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan baik oleh pihak PLN, Pemerintah Provinsi, maupun Kementerian ESDM dalam membuat program-program pembangunan yang akan ditujukan langsung untuk menambah rumah tangga berlistrik di Provinsi NTT.

Dirinya juga menambahkan bahwa tingkat RE sangat erat hubungannya dengan tingkat kemiskinan, sehingga jika RE di NTT meningkat maka secara tidak langsung dapat mengurangi tingkat kemiskinan di NTT juga.

“Rasio Elektrifikasi atau jumlah rumah tangga berlistrik di NTT ini akan naik, maka akan mengurangi tingkat kemiskinan yang terjadi di NTT,”tandasnya. (*)

Penulis (*/Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase) Foto oleh PLN Wilayah IX NTT