Diduga LVRI Cabang Belu Lakukan Pungli Saat Serahkan SK 100%

Loading

Atambua, Garda Indonesia | Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Cabang Belu yang berkantor di Km. 16, Desa Bakustulama, kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Propinsi NTT, diduga telah melakukan pungutan liar (pungli) terhadap anggota veteran.

Hal ini terungkap ketika salah satu anggota Veteran, Andreas Mali Liku (warga Kecamatan Lamaknen) berhasil memotret proses penyetoran uang kepada seorang staf Marcab Veteran, pada saat hendak mengambil SK-nya yang sudah terbit sejak Mei 2015 di Kantor Markas Cabang LVRI Belu.

Menurut Andreas Mali Liku yang dihubungi awak media via sambungan telepon seluler pada Senin, 9 Desember 2019 siang, mengaku bahwa, SK 100%-nya sudah dia ambil pada Rabu, 4 Desember 2019 lalu. Padahal, lanjutnya, SK 100% itu sudah terbit sejak Mei 2015 dan disimpan di kantor Veteran Cabang Belu. SK itu baru bisa diambil setelah menyetor uang senilai Rp.14.500.000,- (empat belas juta lima ratus ribu rupiah).

“Uang saya sudah kasih. Kasih pertama, dua juta lima ratus. Kasih kedua, dua belas juta. Mereka bilang kasih itu uang dulu baru bisa ambil SK. Saya ada catatan uang berapa yang saya sudah kasih. Itu catatan saya masih simpan”, akunya.

Andreas juga mengatakan, sejumlah uang yang telah ia setorkan itu pun tidak diberikan kuitansi tanda terima oleh pihak Veteran. “Kuitansi tidak ada. Saya minta kuitansi mereka tidak kasih. Mereka bilang kuitansi tidak ada,”ungkap Mali Liku.

Salah seorang staf pengurus administrasi Veteran, Modesta Abuk yang ditemui awak media di Markas Cabang mengaku telah menerima sejumlah uang, tetapi nilainya tidak besar seperti yang dituduhkan tersebut. Modesta mengemukakan bahwa uang yang diterima dirinya itu (seperti yang tampak pada foto), hanya berjumlah Rp. 500.000 sebagai biaya pengiriman berkas.

“Saya terima betul itu uang, tapi hanya lima ratus ribu. Lima ratus ribu itu wajar. Tapi kalau mereka bilang pernah kasih uang sampai empat belas juta lima ratus itu, saya tidak pernah terima,” katanya membantah.

Modesta, yang dihubungi lagi melalui telepon pada hari yang sama mengaku, Veteran Belu tidak pernah siapkan kuitansi tanda terima uang. “Oh, di sini tidak ada kuitansi. Saya tidak tahu kenapa tidak ada kuitansi. Itu bukan saya punya bagian. Saya juga bukan bendahara. Saya hanya membereskan berkasnya saja. Itu, orang konfirmasi di dalam, bukan dengan kami. Itu di pak ketua punya ruangan,” jelasnya.

Sementara, Ketua Marcab LVRI Belu, Stefanus Atok belum berhasil dikonfirmasi lantaran sedang tidak berada di kantor.(*)

Penulis (*/HH)
Editor (+rony banase)