HUT Dharma Wanita Persatuan, Vikjen Keuskupan Atambua:“Istri itu Permata!”

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Atambua, P. Vinsen Wun, SVD didampingi Rm. Frans Katino, Pr. memimpin misa syukur Dirgahayu ke-20 Dharma Wanita Persatuan dengan tema: Optimalisasi kinerja Dharma Wanita Persatuan sebagai mitra strategis pemerintah untuk sukseskan pembangunan nasional’, di Aula Gedung Wanita Betelalenok Atambua, pada Senin ,16 Desember 2019.

Dalam kotbahnya, P. Vinsen Wun menyampaikan, Istri itu permata yang bercahaya. Ia mengajak umat untuk masuk dalam pesan Kitab Suci tentang peran seorang istri dalam hidup keluarga. “Istri itu lebih berharga daripada permata. Permata, biar mahal bagaimana pun namun istri lebih berharga”, tandasya.

Dikutipnya dari Kitab Amsal,31: 10, tertulis: ‘Istri yang cakap, siapakah yang akan mendapatkannya’. Ibu siapa yang cakap, dia lebih berharga dari permata. Permata itu adalah logam yang lebih mulia dari emas. Karena itu, tentunya kalau istri adalah permata, para istri itu sangat membanggakan suaminya.

Dibacanya lebih lanjut dalam Kitab Amsal, ‘Istri itu tekun dari matahari terbit sampai matahari terbenam, bahkan sampai matahari terbit kembali, ia setia dalam tugasnya’.

Selain itu, paparnya, dalam Kitab Suci diajarkan beberapa hal penting untuk mengungkapkan wanita sebagai permata dalam keluarga.

Yang pertama, Istri harus tunduk dan taat pada suami seperti pada Tuhan, (bdk. Ef. 5:22), karena suami adalah kepala istri, sama seperti Kristus adalah Kepala Gereja.
“Tunduk dalam arti, tahu struktur dalam keluarga. Karena kalau tidak tahu struktur dalam keluarga, biasanya kekacauan terjadi dalam keluarga- keluarga. Suami tahu ada istri, istri tahu ada suami. Keduanya tahu sebagai orang tua atas anak- anak karena Kristus sebagai Kepala, Dia tidak pernah merusakkan Gereja,” tekannya.

Yang kedua, Hidup kudus di hadapan Tuhan. Dalam bacaan pertama, St. Petrus menasihatkan kepada para istri untuk membangun kekudusan hidup seorang istri dalam keluarga. Karena, itulah suatu kekuatan dahsyat untuk menunjang suami dalam seluruh tugas pelayanannya.

“Seorang istri yang sungguh dekat dengan Tuhan, ia akan tahu dan pandai memantau semua yang terjadi di mana saja. Menjadi CCTV dari seorang ibu yang baik untuk kontrol suami adalah dalam keterkaitan dengan hidup doa. Doa untuk suami yang kepala dinas, doa untuk suami yang wakil bupati. Kehidupan yang suci dari seorang istri akan punya dampak bagi tugas,” ajarnya tegas.

Ketiga, Jadilah penolong yang sepadan. Dalam Kitab Kej. 2:18: ‘Tidak baik kalau manusia itu hidup seorang diri saja. Aku akan menjadikan baginya penolong yang sepadan dengan dia’. Dan tentunya, mendukung suami dalam tugas pelayanan setiap hari. Kalau istri tidak melaksanakan tugasnya secara baik, maka dampak bagi pekerjaan suami adalah mengorbankan pegawai- pegawai yang ada di kantor.

“Kalau kepala dinas sudah ada masalah di rumah, maka pegawai di kantor akan kena getahnya. Maka, sebenarnya seorang istri punya peranan dalam pembangunan sangat luar biasa. Anda di rumah, tetapi anda turut membangun wilayah ini karena tugas mulia yang anda jalankan: melayani suami, membantu dia untuk menjalankan tugasnya dengan tekun dan setia. Itu peran istri di dalam keluarga,” urainya.

Peniupan Lilin dan pemotongan kue HUT ke-20 Dharma Wanita Persatuan

Selanjutnya, dikemukakan Vinsen Wun, bagaimana pesan Tuhan Yesus untuk istri extra (di luar keluarga) sebagai ibu- ibu Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Belu? Tuhan Yesus katanya, menantang kita sekalian, ‘Kamu adalah garam dunia. Kamu adalah terang dunia. Bukan, jadilah terang dunia. Kamu adalah terang! Kamu adalah garam! Tuhan menantang kita, kalian untuk bagaimana memainkan peranan di tengah dunia sebagai garam dan terang.

Oleh karena itu, maka para ibu Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Belu, anda juga dalam organisasi ini diutus oleh Tuhan Yesus untuk menjadi garam di tengah dunia. Untuk menjadi terang di tengah dunia. Maka bagaimana lewat organisasi ini, ketua Dharma Wanita Persatuan bersama semua anggota, bagaimana anda menyadari tugas yang diutus oleh Yesus Kristus untuk berada di tengah masyarakat, untuk mengubah apa yang ada di dalam masyarakat, untuk membuat masyarakat semakin lebih sejahtera.

“Ketika anda melaksanakan tugas ini, anda harus menyadari bahwa itu tugas perutusan dari Tuhan Yesus”, pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Wakil bupati JT.Ose Luan, Sekda Petrus Bere, perwakilan Kapolres Belu, para kepala dinas, dan para camat. (*)

Penulis (*/HH)
Editor (+rony banase)