Rayakan Akhir Tahun 2019, Romo Roni Fenat : Kita Syukuri Berkat Tuhan

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | Pengalaman tahun 2019 menghantar kita untuk mensyukuri semua yang sudah kita terima, karena semua berjalan dalam berkat Tuhan. Hal ini ditegaskan Romo Febronius Fenat, Pr. dalam kotbahnya saat memimpin perayaan misa akhir tahun 2019 di Kapela St. Yoseph Kimbana, Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa, 31 Desember 2019 malam.

Febronius mengungkapkan, hari ini adalah hari terakhir di tahun 2019. Tahun 2019 ini ibarat bahtera kapal besar yang sekarang siap untuk berangkat. Sesaat lagi jangkarnya akan diambil dan boleh berlayar.

“Kita hanya mengatakan selamat jalan tahun 2019 dengan sebuah kenangan yang pahit dan yang manis, dan kita juga mengucapkan selamat datang untuk tahun yang baru (2020,red) dengan tangan terbuka hati terbuka terhadap semua bentuk harapan,” ujarnya.

Misa akhir tahun 2019 di Kapela St. Yoseph Kimbana dipimpin oleh Romo Febronius Fenat

Febronius mengemukakan, mungkin di tahun 2019, kita kehilangan anggota keluarga kita yang tidak akan lagi bersama kita di tahun yang baru. Pengalaman suka duka, pahit manis menghiasi seluruh tahun ini. Satu hal yang pasti bahwa Tuhan telah memberikan kesempatan dan hidup kepada kita. Kini, pantaslah kita mensyukuri berkat Tuhan seraya menyongsong hari dan tahun baru yang akan datang sebagai anugerah-Nya.

“Kita sekarang bersyukur karena kita masih mengalami hidup, meskipun ada banyak tantangan di tahun 2019, kita masih kuat dan masih sehat,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan, beberapa jam lagi tiba di penghujung tahun. Jadi, bisa saja masih ada yang pergi (mati,red). Pergi dengan berbagai macam cara: entah sakit, entah tabrakan di jalan. Menurutnya, karena akhir tahun selalu banyak terjadi kecelakaan.

“Maka, marilah kita syukuri apa pun, nikmat kehidupan yang telah kita terima. Kita wartakan kebaikan Tuhan dengan perbuatan baik kita kepada setiap orang. Kita juga mohon ampun untuk semua cacat celah yang kita buat, dengan menunjukkan sikap tobat dan penyesalan. Dan, akhirnya kita harus percayakan seluruh diri kita di masa kini dan masa yang akan datang, hanya kepada penyelenggaraan Ilahi. Semoga Tuhan beserta kita,” tutupnya.(*)

Penulis (*/HH)
Editor (+rony banase)