Bus Romantis Dilempari Batu di Belu, Nyaris Lukai Kepala Satu Penumpang

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | Bus Romantis dengan nomor polisi DH 7233 EB, rute Atambua-Kupang yang dikendarai sopir, Damianus Bria dilempari batu oleh sekelompok anak muda tak dikenal di Jembatan Maktaen, Dusun Bekomean, Desa Rinbesihat, Kecamatan Tasifeto Barat pada Senin, 6 Januari 2020 pukul 17.30 WITA.

Akibatnya, kaca bus bagian belakang ditembusi batu hingga dua lubang dan nyaris melukai kepala salah satu penumpang bernama Joel Anabanu (warga Tini, Atambua). Beruntung, Joel hanya menderita bengkak ringan pada kepala bagian kiri. Sedangkan, beberapa penumpang lainnya hanya menderita ringan akibat serpihan kaca.

Usai kejadian itu, Damianus langsung melaporkan ke Polsek Tasifeto Barat dan diterima langsung oleh Kanitreskrim, Marselinus Goran.

Di hadapan Kanitreskrim, sopir menceritakan bahwa bus yang dikemudinya itu sedang melaju dari arah Kupang menuju Atambua. Setibanya di lokasi kejadian, sekelompok anak muda tak dikenal itu langsung memberi isyarat menghentikan bus. Ketika itu, sopir hendak mengerem bus untuk berhenti.

Tetapi, begitu belum sempat berhenti, luncuran batu sudah menghujani kaca bus bagian belakang. Saat itu, sopir tidak tinggal diam, seketika itu juga bus melaju lagi menuju polsek Tasifeto Barat guna menyelamatkan bus dan para penumpang, sekaligus melaporkan ke pihak kepolisian.

Korban pelemparan, Joel Anabanu

Begitu mendapat laporan, dua anggota polsek Tasifeto Barat langsung bergerak menuju TKP. Tetapi, para pelaku sudah tidak berada di tempat. Polisi hanya berhasil memungut barang bukti berupa sejumlah batu dan pecahan kaca bus yang berceceran di lokasi.

Ciri- ciri pelaku seperti disebutkan sopir di hadapan Kanitreskrim, keempat pelaku itu mengenai, masing- masing, jaket merah garis putih tutup kepala, jeket hitam kecoklatan lengan panjang, kaus hitam lengan pendek dan kaus hitam lengan panjang.

“Saya rem mau berhenti, lihat mereka banyak, langsung lari terus datang lapor polisi. Mereka lempar banyak sekali. Mereka anak kecil semua. Mereka tahan itu, mungkin mau pajak (memalak uang, red). Mereka ada empat orang, palang pas di jembatan,” tukas Damianus.

Korban pelemparan itu, lantas diarahkan Kanitreskrim untuk divisum di poliklinik terdekat. (*)

Penulis (*/HH)
Editor (+rony banase)