Sidang Majelis Klasis Kupang Tengah 2020, Gereja & Pemerintah Harus Kolaborasi

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Panitia Persidangan Klasis Istimewa IV dan Persidangan Majelis Klasis Kota Kupang Timur tahun 2020 menghelat persidangan klasis yang dilaksanakan pada 15—18 Januari 2020 di gedung kebaktian Gereja Bet’el Maulafa, Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) berkenan hadir dan memberikan sambutan pada acara pembukaan Persidangan Klasis Istimewa IV dan Persidangan Majelis Klasis Kupang Tengah, yang berlangsung di gedung kebaktian Gereja Bet’el Maulafa, pada Rabu 15 Januari 2020.

“Sebagai Gubernur saya minta agar di bawah pemerintahan saya saat ini, pemerintah dan gereja harus mampu berkolaborasi secara baik demi terciptanya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang sejahtera. Caranya seperti apa? program serta visi antara pemerintah dan gereja harus sinergi. Dan kolaborasi ini harus menyentuh semua aspek kesejahteraan masyarakat, baik dari segi ekonominya, pendidikannya, maupun peradabannya. Oleh karena itu sekali lagi saya katakan bahwa kolaborasi itu sangat penting,” ujar Gubernur Viktor.

Gubernur Viktor mencontohkan, dalam bidang pertanian maupun perikanan misalnya, pemerintah menyediakan bibit serta benih kepada masyarakat, ketika selesai diberikan pihak gereja harus masuk untuk melakukan bimbingan serta pengawasan, agar bantuan dari pemerintah ini tidak sia – sia, tetapi mampu membawa dampak ekonomi bagi masyarakat.

“Sekian lama yang terjadi di NTT adalah memang benar kita kerja, dan itu fakta. Tetapi kita tidak tahu apa yang kita kerjakan. Karena sekian lama output dari uang yang dikeluarkan adalah bahwa program telah dikerjakan. Maka sekarang kita ubah, output-nya adalah telah terjadi kemajuan terhadap ekonomi rakyat,” sambung Gubernur VBL.

Penyerahan secara simbolis bibit tanaman oleh Ketua MUI NTT, Abdul Kadir Makarim kepada perwakilan jemaat

Mantan anggota DPR RI dari fraksi partai NasDem ini kembali mengangkat tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini di NTT. “Gereja juga harus terlibat dalam memajukan pendidikan di NTT. Saya lebih setuju apabila karakter setiap orang harus dibentuk sejak dini, dan PAUD adalah salah satunya. Gereja harus mempunyai PAUD. Rancang secara baik, buatkan visi yang hebat, siapkan guru – guru yang berkualitas bagus, barulah duduk bersama pemerintah berkaitan dengan anggarannya. Dan kalau ini bisa berjalan dengan baik, maka saya pastikan ke depan kita akan memiliki anak – anak muda dari NTT yang pintar dan berkarakter,” ungkap Laiskodat.

Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat Bet’el Maulafa, Pdt. Lory Viktoria Lena Foeh, menggambarkan tentang keadaan jemaat. “Saat ini kami memiliki 7 organisasi tani yang selalu bekerja untuk kesejahteraan jemaat. Kami memiliki sarana pendukung, antara lain 3 sumur bor dan satu buah sumur biasa, yang kami pakai dalam mengolah lahan pertanian yang ada. Dan sudah banyak hasil yang kami panen. Kami memiliki ribuan anakan yang saat ini sudah ditanam dan sebentar lagi akan dipanen. Inilah salah satu bentuk dukungan kami dari pihak Gereja dalam mendukung program pemerintah demi kemajuan ekonomi masyarakat. Sekali lagi kami sangat membutuhkan kerja sama dari pihak pemerintah, khususnya dalam penyediaan bibit, sehingga semua lahan kosong yang ada dapat kami manfaatkan,” ungkap Pendeta Lory.

Turut hadir pada kesempatan ini, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pendeta Mery Kolimon, Ketua MUI NTT, Abdul Kadir Makarim, Staf Khusus Gubernur, Imanuel Blegur, Staf Ahli Gubernur, Semuel Pakereng dan juga beberapa pimpinan OPD di lingkup Pemerintah Provinsi NTT.(*)

Sumber berita dan foto (*/Sam Babys / Staf Biro Humas dan Protokol NTT)
Editor (+rony banase)