Rumah Warga Desa Mandeu di Belu Rusak Diserang Massa

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | Kasus perusakan rumah warga akibat diserang massa kembali terjadi di Dusun Motamauk, Desa Mandeu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu, 1 Maret 2020 sore.

Informasi yang berhasil dihimpun media ini di lokasi kejadian pada Minggu malam, menyebutkan bahwa rumah yang rusak tersebut adalah milik Clara Balok dan Gabriel Manek (alm.). Kejadian itu, berdasarkan keterangan salah satu anggota keluarga yang meminta namanya tidak dipublikasi, terjadi sekitar pukul 15.00 WITA.

Awalnya, ada dua orang bernama Fahik dan Manek datang ke rumah itu untuk mencari salah satu anggota keluarga bernama Irwan. Tetapi, tidak mendapatkannya karena Irwan sedang tidak berada di tempat. Tidak lama berselang, massa menyusul datang ke rumah tersebut dan melempari rumah itu dengan batu. Akibatnya, kaca pada lima jendela pecah, hancur berkeping.

Pemilik Rumah, Clara Balok yang dirusak massa di Desa Mandeu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu, 1 Maret 2020 sore.

Massa yang datang itu pun, lanjut sumber itu, dengan menumpangi truk Maha Dewa milik warga Desa Mandeu. Selain merusak rumah, massa yang sama juga sempat saling beradu mulut, saling kejar dan saling lempar batu dengan kakak kandung si Irwan yang bernama Cornelis. Beruntung, kejadian itu tidak ada korban jiwa.

Usai kejadian nahas itu, pihak korban langsung menuju Polres Belu di Atambua untuk melaporkan kejadian tersebut. Namun, setibanya di sana tidak ada satu pun petugas kepolisian yang menerima laporan mereka, sampai akhirnya mereka kembali ke rumah.

Sementara, barang bukti (BB) berupa batu, pecahan kaca, dan potongan kayu jendela yang dibawa korban itu tidak dibawa pulang. Katanya, ada oknum polisi yang meminta BB itu dititipkan saja di Polres. Bahkan, oknum polisi yang sempat ditemui korban dan tidak dikenal itu berpesan kepada korban untuk melaporkan ke Polsek Raimanuk.

Laporan langsung ke Polres Belu itu pun, masih menurut sumber itu, atas suruhan oknum anggota polsek Raimanuk di TKP. “Kami pergi ke Atambua bawa barang bukti. Sampai di sana, tidak ada polisi yang mau terima laporan kami. Akhirnya kami pulang. Mereka bilang pulang untuk buat laporan di Polsek Raimanuk. Padahal, kami ke polres itu karena ada polisi di sini yang suruh kami lapor langsung di Polres,” kisahnya dengan nada sangat kesal.

Kepala Desa Mandeu, Heribertus Luan yang dikonfirmasi via sambungan telepon pada Minggu malam membenarkan kejadian itu. Ia menduga, peristiwa penyerangan itu terjadi sebagai akibat dari ketidakpuasan antarwarga berkaitan dengan masalah tindak kekerasan antara Irwan (anak kandung Clara Balok) dan seorang bernama Gede, sesama warga Desa Mandeu.

Heri Luan, demikian sapaan akrabnya sangat menyayangkan kejadian itu karena perusakan rumah milik Clara Balok itu melibatkan oknum- oknum warga di luar wilayah Desa Mandeu. Bahkan, katanya, berdasarkan informasi warga sekitar yang menyaksikan langsung kejadian itu, bahwa ikut terlibat juga dua orang ibu yang diduga kuat merupakan istri dari seorang oknum anggota Polsek Raimanuk dan satunya lagi istri dari oknum TNI.

Ia berharap kepada pihak kepolisian agar segera mencari dan menangkap Irwan untuk diproses sesuai aturan hukum yang berlaku. Hal itu, dimaksudkan Heri Luan, agar tidak menimbulkan persoalan baru terhadap warga di wilayah desanya itu, terutama orang tua dan semua saudara kandung Irwan.

“Ini sangat mengancam kenyamanan warga di sini. Saya minta polisi segera proses tindakan kekerasan oleh Irwan terhadap Gede sesuai aturan yang berlaku. Demikian pun halnya, para pelaku perusakan rumah milik Clara Balok harus diproses sampai tuntas, supaya jangan ada lagi timbul rasa tidak puas di antara mereka,” pintanya tegas.

Kapolsek Raimanuk, Maternus Klau belum berhasil dikonfirmasi media ini pada Minggu malam. Saat ditelepon, nomor kontak di luar jangkauan (tidak aktif). Kirim pesan melalui whatsapp pun belum dibaca.

Kasatres Polres Belu, AKP Sepuh Ade Irsyam Siregar, SH., S.I.K yang dikonfirmasi melalui pesan whatsapp pada Minggu malam terkait kasus ini pun belum memberikan tanggapan.(*)

Penulis (*/HH)
Editor (+rony banase)