Setahun Perjalanan Kepengurusan Ketua Perdiknas & Rektor Undiknas

Loading

Denpasar, Garda Indonesia | Pada 7 Maret 2020, Kepemimpinan Ketua Perkumpulan Pendidikan Nasional (PERDIKNAS) Denpasar. Dr. A.A. Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda dan Rektor Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) Dr. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M. genap berusia 1 (satu) tahun. Berbagai program pembangunan dan terobosan terus dilahirkan sebagai bentuk implementasi visi dan misi menjadikan bawa Undiknas unggul sebagai Universitas Riset dan Kampus Milineal.

A.A. Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda mengatakan Catatan Setahun Perjalanan Kepengurusan Perdiknas Perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Derasnya arus era revolusi industri 4.0 yang begitu pesat telah menuntut lembaga pendidikan untuk bisa lebih terbuka, luwes, dan bermutu. Sehingga lembaga pendidikan harus memiliki fleksibilitas tinggi agar dapat mewujudkan ekosistem belajar yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri.

“Menghadapi perubahan tersebut sudah saatnya semua pemangku kepentingan, baik pimpinan yayasan maupun pimpinan unit yang berada di bawah Perdiknas duduk bersama membahas persoalan–persoalan mendasar yang tengah dihadapi agar diperoleh solusi jernih dan rasional, bukan sekadar lontaran jargon, janji-janji manis, dan solusi absurd yang tidak bisa diterapkan di lapangan,” papar Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda pada Kamis, 12 Maret 2020.

Harus disadari betul, lanjut Eddy, bahwa diperlukan pemikiran yang matang dan rasional. Pemikiran dan hati harus terbuka agar mampu mengidentifikasi masalah dan membuat solusi tepat. Jangan pernah melepaskan “kepala dan badan” dalam merumuskan strategi, merancang dan menentukan langkah ke depan menuju masa depan seluruh lembaga yang berada di bawah naungan Perdiknas Denpasar.

“Berpikir cerdas dan selalu bertindak dengan menempatkan rasa dan empati yang tinggi sehingga langkahnya pasti, tidak sekadar meraba-raba mengikuti tren yang sedang berkembang di masyarakat. Dengan demikian di tengah gempuran perubahan yang demikian dahsyat, baik SMP Nasional, SMK Teknas, maupun Undiknas Denpasar dapat terus berkembang, memberikan kontribusi positif terhadap dunia pendidikan dan mampu menghasilkan generasi emas berkualitas serta lulusannya mampu diserap, bahkan menjadi idaman oleh dunia industri,” urai Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda.

“Dan semoga apa yang telah dan akan dilakukan didukung penuh oleh unit- unit kami, sehingga kita semua dapat berjalan bersama-sama dalam langkah yang sama, membawa yayasan ini semakin berkembang, maju, berjaya, dan terus memberikan kontribusi positif bagi negeri ini melalui pendidikan,” tandasnya.

Sementara itu, Nyoman Sri Subawa menyampaika Undiknas siap Lahirkan Entrepreneur- Entrepreneur Baru. “Selama proses perkuliahan Undiknas menekankan kualitas pembelajaran, tentu output-nya agar lulusan Undiknas mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Undiknas berorientasi menciptakan tenaga kerja yang andal, tidak hanya berorientasi mencari pekerjaan tetapi melahirkan entrepreneur baru,”kata Nyoman Sri Subawa.

Rektor Universitas Pendidikan Nasional periode 2019—2024 ini bertekad ingin membawa kampus unggul sebagai universitas riset, di tengah berbagai capaian prestasi yang telah diraih selama ini. “Undiknas sebagai lembaga pendidikan tinggi juga ingin berada di garda terdepan untuk bersinergi dengan semua pihak dalam upaya merealisasikan, meningkatkan, dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia,” kata Sri Subawa

Sri Subawa mengemukakan saat ini Undiknas telah memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan raihan akreditasi unggul (A) dari BAN-PT Kementerian Ristekdikti untuk 5 (lima) program studi, dan enam program studi terakreditasi Baik (B), serta segera mewujudkan akreditasi internasional.

Terkait dengan tantangan dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, menurut Sri Subawa, selain dengan penguatan kurikulum yang lebih dinamis dan adaptif, Undiknas telah menyelaraskan model pembelajaran dengan perkembangan kekinian dengan menerapkan secara dalam jaringan (daring) atau online, e-learning atau hybrid learning untuk mengurangi pembelajaran dengan model tatap muka.

“Jadi, segenap civitas akademika harus merespons berbagai perubahan dengan melek terhadap teknologi, literasi data dan menggunakan data untuk menentukan langkah dan strategi yang diambil,” tutup Sri Subawa. (*)

Sumber berita (*/Rudianto—Tim IMO Bali)
Editor (+rony banase, IMO NTT)