Warga NTT di Bali Terdampak Covid-19 Resah, Perlu Perhatian Pemprov NTT

Loading

Denpasar-Bali, Garda Indonesia | Sekitar 11.000 warga NTT yang berdomisili di Provinsi Bali terdampak Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang berakibat pada hilangnya mata pencaharian dan penghasilan. Menyikapi kondisi tersebut, Ikatan Keluarga Besar (IKB) Flobamora pun prihatin dan telah memberikan bantuan sembako ala kadarnya, namun bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tidak bisa diperoleh terkait regulasi setempat.

Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar (IKB) Flobamora NTT Daerah Bali, Yulius Yosep Diaz melalui rilis yang diterima Garda Indonesia pada Rabu, 29 April 2020, mengatakan dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Bali, IKB Flobamora juga ikut prihatin dengan kondisi warga NTT di Bali.

“Kami sudah membagikan sembako kepada warga NTT, karena bantuan yang diturunkan dari pemerintah Provinsi Bali itu hanya dibagikan kepada orang lokal yang notabene ber-KTP Bali saja. Karena warga perantauan dianggap “krama tamiu” (warga tamu/pendatang). Inilah inti persoalannya sehingga bantuan tersebut tidak diberikan kepada warga perantauan,” ungkap Yulius.

Maka dalam kondisi tersebut, beber Yulius, otomatis warga NTT, kini kelaparan karena tidak mempunyai pekerjaan lagi.

“Mau cari makan di mana?” tanya Ketua IKB Flobamora seraya berkata ketika ada niat untuk pulang ke NTT, namun tidak bisa karena semua akses ditutup oleh pemerintah bahkan kebijakan penutupan telah diberlakukan sejak Jumat, 17 April 2020.

Pertanyaannya dengan ada penutupan ini apa solusi dari pemerintah? “Kita berharap agar Pemrov NTT dan Bali harus berkoordinasi mencari jalan keluar untuk memulangkan warga NTT yang tidak mempunyai apa-apa lagi. Yang terpenting pemulangannya tetap mengikuti SOP Kesehatan. “Saya rasa yang pulang itu mau kok dikarantina sampai di kampung mereka masing-masing. Flobamora sangat siap sekali kalau diminta untuk mendata membantu Pemprov NTT untuk mendata warga yang terkena dampak,” harapnya.

Menanggapi keresahan warga perantauan asal NTT yang berdomisili di Bali saat ini yang terdampak Wabah pandemi Coronavirus atau Covid-19, Yulius Yosep Diaz menyampaikan telah mengantisipasinya, namun kurang responsifnya Pemerintah Provinsi dan Pemda se-NTT sehingga berbagai masalah muncul pasca Pandemi Covid-19.

“Saya kurang memahami kebijakan Gubernur NTT dan sebagian Pimpinan Daerah sekarang yang terkesan kurang responsif dengan keberadaan warga perantauan melalui paguyubannya. Padahal Paguyuban Flobamora sebelumnya ada pengakuan dari pemerintah NTT, dalam hal ini Gubernur-Gubernur terdahulu. Inilah yang menjadi kendala bagi kami di Flobamora untuk melalukan komunikasi,” bebernya.

Tentunya, lanjut Yulius, hal ini yang membuat kita susah untuk berkomunikasi dengan pemangku kebijakan di NTT. “Kita sudah beberapa kali bersurat dan meminta untuk audiensi tetapi tidak ada respons dari Pemprov NTT,” ungkapnya, pada Selasa malam, 28 April 2020 di kediamannya.

“Untuk diketahui, keberadaan IKB Flobamora di Bali telah banyak berbuat baik untuk kemanusiaan maupun terkait promosi pariwisata daerah asal di NTT. Inilah yang ingin disampaikan ke Pemprov NTT, bagaimanapun juga kita sudah ikut mempromosikan pariwisata NTT bahkan sampai ke tingkat internasional,” papar Ketua IKB Flobamora Bali seraya mengungkapkan keyakinannya bahwa Pemprov NTT tidak punya data berapa jumlah warga NTT yang ada di Bali.

Imbuh Yulius melanjutkan, “Kalau diminta, kita IKB Flobamora punya data sekitar 11 ribuan orang.”

Ketua IKB Flobamora pun mengingatkan bahwa banyaknya perantau di Bali itu karena tidak mempunyai lapangan pekerjaan di daerah asalnya di NTT. “Ini kan juga harus dipikirkan oleh pemerintah. Jangan kemudian di situasi seperti ini, membiarkan warga sengsara. Coba kita lihat aksi nyata dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengunjungi indekos para perantau yang tidak mudik untuk memberikan bantuan,” pintanya.

“Semoga Pemprov dan Pemda di NTT melakukan hal yang sama,” harap Ketua IKB Flobamora NTT Daerah Bali. (*)

Sumber berita dan foto (*/BFT/DPS/Gre/Don)
Editor (+rony banase)