‘Pemegang Saham Kecewa’, Komut Bank NTT : Perlu Orang Tepat di Posisi Tepat

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Usai mendampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan keterangan pers pada awak media terkait hasil pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luar biasa dan RUPS tahunan pada Rabu,6 Mei 2020 di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT; Komisaris Utama (Komut) Bank NTT Juvenile Jodjana, menyampaikan RUPS berjalan dengan baik, hanya dari pemegang saham tentunya kecewa dengan pencapaian yang di bawah target.

Untuk itu, imbuh Juvenile, perlu dilakukan penyegaran. “Menaruh orang yang tepat di posisi yang tepat. Sehingga diputuskan oleh pemegang saham khususnya Pemegang Saham Pengendali (PSP) untuk melakukan rolling, artinya memberi kesempatan kepada semua direksi untuk bekerja lebih solid dan lebih keras,” ujarnya.

Putusan pertama, beber Juvenile, untuk posisi Direktur Utama (Dirut) sementara dirangkap oleh Pak Alex (Harry Alexander Riwu Kaho, red) yang akan merangkap sebagai Direktur Kredit. Direktur Kredit saat ini ditempati oleh Pak Abe (Absalom Sine, red) pindah sebagai Direktur Dana. Pak Hila (Hilarius Minggu, red) dan Pak Umbu (Yohanis Landu Praing, red) masih stay di posisi yang sama, karena untuk menjadi seorang dirut harus melalui proses uji kelayakan di OJK.

“Untuk itu, nanti Pak Frans Gana sebagai Ketua KRN akan memproses administrasi secepatnya, walaupun dalam kondisi Covid ini kita akan cari supaya cepat,” ungkapnya sembari menyampaikan jika Pak Alex bisa lolos fit and proper, tentunya dia akan dilantik sebagai dirut dan Pak Izhak (Izhak Eduard Rihi, red) akan kembali aktif, tetapi dengan posisi sebagai Direktur Kepatuhan.

Lebih lanjut Juveline menyampaikan, “Pak Hila (Hilarius Minggu, red) dan Pak Umbu (Yohanis Landu Praing, red) akan bergeser juga. Pak Hila direncanakan di posisi Direktur Umum dan Pak Umbu akan di Direktur Kredit. Kira-kira itu, yang sekarang dalam program kerja kita. Kita percaya bahwa keputusan ini merupakan keputusan yang terbaik. Karena pemegang saham ingin menaruh orang yang tepat di posisi yang tepat,” terangnya.

Dewan komisaris, ujar Juvenile, sekarang juga bisa memetakan kemampuan dari masing-masing direksi. “Kami menjamin bahwa semua direksi profesional. Semua direksi bekerja dengan luar biasa. Kita berharap dengan ini lebih solid lagi Bank NTT ke depannya, apalagi kita sekarang menghadapi era covid di mana banyak terjadi restrukturisasi kredit dan sebagainya,” tegasnya.

Selain itu, tambah Juveline, Tentunya kami harus tetap bertumbuh. Tadi PSP juga menekankan hal-hal yang penting khususnya kepada Plt Dirut untuk segara memperbaiki NPL, karena NPL kita sudah mencapai angka 4. “Itu menjadi tugas Plt Dirut merangkap Direktur kredit untuk segera menyelesaikan NPL ini secara tidak segan-segan lagi. Tidak tanggung-tanggung lagi. Karena beliau fresh dari posisi Direktur dana yang dianggap sukses. Jadi kalau NPL itu bisa kita recover, tentunya laba kita di 2020 bisa lebih baik lagi,” kata Juvenile yakin.

Terkait penyumbang NPL 4 untuk Bank NTT, Juvenile mengakui bahwa dewan komisaris terus berusaha agar satu tahun terakhir ini bagaimana terus melakukan pengawasan dan mitigasi. Jadi, ada beberapa cabang yang memberi kontribusi NPL terbesar seperti cabang Surabaya.

“Kami sudah ambil tindakan, contohnya sekarang cabang Surabaya tidak boleh member kredit, hanya funding saja. Kantornya kami sudah minta dikecilkan. Itu salah satu yang dewan komisaris sangat serius untuk melakukan punishment. Bahkan, karyawan-karyawan disana ada yang sebagian besar berhenti dengan sendirinya, ada yang sudah dirumahkan, ada yang dirotasi dan sebagainya,” tegasnya.

“Bahkan tadi Pak PSB sudah minta, kalau dirasakan kurang tegas maka harus diberikan punishment lebih tegas lagi. NPL Surabaya itu kurang lebih 2 digit,” pungkas Komisaris Utama Bank NTT.

Penulis, editor dan foto (+rony banase)