Pandemi Mengancam, Rm. Magnis Suseno Ajak Bangun Sikap Solidaritas & Tertib

Loading

Jakarta, Garda Indonesia | Di masa kolonialisme kuat, rakyat Indonesia mampu untuk berjuang dan meraih kemerdekaan. Perjuangan dan sikap pantang menyerah ditunjukkan bangsa ini untuk terbebas dari penjajahan. Sikap seperti ini juga diharapkan untuk mampu keluar dari krisis pandemi Covid-19 yang melanda tanah air.

Romo Franz Magnis Suseno mengajak seluruh komponen masyarakat untuk tidak menyerah di saat pandemi ini. Ia yakin masyarakat Indonesia mampu untuk bangkit, maju dan semakin kuat. Kekhawatiran pada masa pandemi ini tidak hanya ancaman kesehatan, tetapi juga kebangkrutan ekonomi. Dampak ekonomi yang besar dapat memicu terjadinya ancaman kemiskinan.

“Pandemi semacam ancaman penyakit yang mudah menular ke mana-mana, tidak memperhatikan batas negara, tidak memperhatikan kaya miskin, tidak memperhatikan bangsa mana. Kita merasa terancam. Terancam kesehatan, terancam nyawa. Yang barang kali lebih membuat kita terancam adalah kebangkrutan ekonomi, terutama orang kecil yang kehilangan pekerjaan. Ada ancaman kemiskinan,” ujar Rm. Magnis pada pesan digital pada Jumat, 22 Mei 2020.

Pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara itu mengajak kita semua untuk tidak menyerah.

“Tahun 1908 siapa yang menyangka bahwa dalam situasi kolonialisme kuat akan lahir Indonesia. Sekarang pun kita harus bangkit dan kita akan bangkit. Kita tetap bersemangat. Kita sudah mengatasi macam-macam cobaan,” ucapnya.

Dialog virtual Romo Magnus Suseno dan Tim Gugus Tugas Nasional

Merespon pandemi Covid-19, Rm. Magnus (sapaan akrabnya, red) mengajak kita jangan menyerah.

“Kita bisa keluar dengan menang dari pandemi ini kalau kita digerakkan oleh semangat yang sama yang menggerakkan yang mulai dengan kebangkitan nasional. Yaitu kita harus maju bersama, kita harus saling menerima, kita harus gotong royong,” kata Rm. Magnus.

Dalam situasi terancam seperti saat ini, semua pihak diharapkan untuk tidak egois dan memikirkan diri sendiri. Kunci untuk keluar dari masa-masa krisis ini yaitu membangun solidaritas. “Kita tidak akan meninggalkan siapa pun, semua termasuk persatuan kita. Dalam solidaritas kita maju bersama,” ucapnya.

Solidaritas berarti mereka yang sudah dikaruniai kehidupan yang lumayan, dalam hal ekonomi terjamin dan lebih dari terjamin, dengan mereka yang belum terjamin. Ia mengharap mereka bergotong royong dan membuka tangan membantu warga yang membutuhkan bantuan.

“Kita harus solider lintas ras, budaya, suku, lintas batas agama,” pesan pria kelahiran Eckersdorft, Jerman pada  26 Mei 1936 yang telah berkewarganegaraan Indonesia.

Rm. Magnus juga menyampaikan nilai-nilai solidaritas, gotong royong, maju bersama, senasib sepenanggungan di masa pandemi dan tidak membiarkan orang yang membutuhkan bantuan tertinggal. Ini saatnya setiap orang untuk membuka mata hati.

Di samping sikap solidaritas, Rm Magnus mengingatkan kita semua untuk bersikap tertib menghadapi Covid-19. “Mungkin pandemi mengajar kita supaya tertib. Memang kita jangan hidup seenaknya. Kita pakar masker. Kita harus bersih, cuci tangan, mengambil jarak. Kalaupun ingin bersama, misalnya beribadat kita tetap jangan membentuk kerumunan,” kata Rm. Magnus.

Ia mengatakan bahwa Tuhan memberikan kita kemampuan untuk bertanggung jawab

“Dengan solidaritas dan tertib kita boleh mengharapkan bangsa kita maju terus, bangsa akan keluar dari masalah Covid-19,” pesan Romo Magnis yang merupakan tokoh umat Katolik sekaligus seorang budayawan Indonesia.

Di akhir pesan, Rm. Magnis mengajak semua pihak untuk memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pemerintah, baik pusat dan daerah. Melalui upaya itu semua, ia mengharapkan masyarakat Indonesia bisa keluar dari pandemi. (*)

Sumber berita (*/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)
Foto utama oleh katoliknews.com
Editor (+rony banase)