KOMPAK Indonesia Dukung Polda NTT Usut Tuntas Korupsi Bawang Merah Malaka

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Tim Penyidik Polda NTT berkomitmen menangani korupsi pengadaan bibit bawang merah di Kabupaten Malaka dengan jumlah kerugian negara diketahui mencapai Rp.4,9 miliar. Saat ini, Tim Penyidik Polda NTT berhasil menyelamatkan Rp.600 juta.

Dilansir dari sepangindonesia.co.id, Ditreskrimsus Polda NTT Kombes Pol. Yudi Sinlaeloe saat ditemui wartawan di ruang kerjanya pada Kamis, 11 Juni 2020, menegaskan komitmennya bahwa siapa pun terlibat dalam kasus bawang di Malaka; semuanya akan diproses. Sementara, yang berjalan sudah 9 tersangka, kemungkinan ada lagi.

“Tinggal sekarang kita lakukan pengembangan, jika sudah ada baru kita umumkan, tapi proses ini terus kita jalankan sampai di pengadilan,” terang Kombes. Pol. Yudi.

Kombes Yudi pun membeberkan bakal ada calon tersangka baru. “Yang pasti ada tersangka baru. Yah, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan kita rilis. Jadi, begitu ada tersangka baru, nah itu biasanya kita dengan Humas, Polda akan menyampaikan itu,” ucapnya.

Terkait kondisi terkini dari penyidikan kasus korupsi bawang di Malaka, maka Lembaga Hukum dan HAM Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (PADMA) Indonesia dan Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi (KOMPAK) Indonesia sangat mendukung penuh Ditresktimsus Polda NTT yang baru, Kombes Pol. Yudi Sinlaloe dalam penegakan hukum Tindak Pidana Korupsi Bawang Merah Malaka.

Sesuai dengan rilis yang diterima Garda Indonesia pada Minggu, 21 Juni 2020, Gabriel Goa selaku Direktur KOMPAK Indonesia, memandang Kombes. Pol. Yudi telah teruji dan memiliki komitmen serta integritasnya dalam memberantas Human Trafficking di NTT selagi menjadi Dirkrimum Polda NTT. “Apalagi sebagai putra NTT, beliau sudah teruji membela Korban Human Trafficking yang berasal dari anak-anak gadis keluarga petani di kampung-kampung Nusa Tenggara Timur,” beber Gabriel.

Selain NTT sebagai wilayah Darurat Human Trafficking, urai Gabriel, ternyata NTT juga masuk wilayah Darurat Korupsi yang merampok Hak-Hak Ekosob (ekonomi, sosial, dan budaya) rakyat miskin akibatnya rakyat kecil terjebak jadi Korban Human Trafficking. “Kami yakin pak Yudi sebagai Putra Terbaik NTT tak mau NTT dicap sebagai Wilayah Darurat Korupsi lagi ke depan,” tegas Gabriel Goa.

Terpanggil untuk selamatkan NTT dari Mafioso Korupsi Berjamaah, maka kami dari Lembaga Hukum dan HAM PADMA Indonesia dan KOMPAK Indonesia menyatakan sikap sebagai berikut:

Pertama, mendukung total Dirkrimsus Polda NTT dan jajarannya dalam mengusut tuntas serta memproses hukum Tindak Pidana Korupsi di NTT dimulai dari kasus korupsi Bawang Merah Malaka!

Kedua, mendesak Kejati NTT yang baru Yulianto agar serius memproses penegakan hukum Tindak Pidana Korupsi di NTT dimulai dari Kasus Korupsi Bawang Merah Malaka!

Ketiga, mengajak Solidaritas Lembaga-lembaga Agama, Penggiat Anti Korupsi dan Pers di NTT mendukung Dirkrimsus Polda NTT dalam penegakan hukum Tindak Pidana Korupsi di NTT tidak hanya menyeret Pelaku tetapi juga Aktor Intelektual Korupsi Berjamaah di NTT dimulai dari kasus Korupsi Bawang Merah Malaka!

Penuli dan editor (+rony banase)
Foto utama oleh katadata.id