Wakil Bupati Jaghur : Petani di Manggarai Timur Tidak Terpengaruh Covid-19

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Telah berjalan 16 bulan kepemimpinan Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, S.H., M.H. dan Wakil Bupati (Wabup), Drs. Jaghur Stefanus, sejak dilantik 14 Februari 2019 silam. Karena itu, meski warga dunia, Indonesia dan juga Provinsi NTT “terkungkung” selama kurang lebih tiga bulan karena pandemi Covid-19, namun aktivitas para petani di Manggarai Timur tidak terganggu.

Di Manggarai Timur khususnya petani pengaruh Covid-19 tidak terlalu besar pengaruhnya. Karena mereka tidak tahu. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa; tetap ke kebun; tetap ke sawah. Mereka tetap memberlakukan protokol kesehatan tetapi mereka juga tetap beraktivitas,” ucap Wabup Matim, Drs. Jaghur Stefanus menjawab pertanyaan penyiar Dio Ceufin dan Kasubag Pelmas dan Hubungan Kelembagaan Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT di Studi Radio Swara NTT pada Rabu, 1 Juli 2020.

Bahkan menurut Wabup, saat ini Manggarai Timur panen simbolik di mana-mana. “Misalnya panen sawah, panen bawang dan lain sebagainya. Jadi petani kita di Matim tidak besar pengaruh secara ekonomi; mungkin ada pengaruh kecil tetapi kalau pengaruh yang lain-lain tidak terlalu besar. Mereka tetap hidup sehat sejahtera,” tandas Wabup apa adanya.

Dijelaskan, komoditas unggulan di Kabupaten Manggarai Timur antara lain kopi, cengkeh, coklat, dan pisang yang merupakan komoditi-komoditi pertanian. “Sekarang yang sementara kami galakkan adalah porang yaitu sejenis tanaman hutan yang dipasarkan ke luar negeri; menjadi bahan baku obat-obatan,” kata Wabup.

Wabup menuturkan, bersama Bupati Agas Andreas di bawah slogan Matim Seber (Sejahtera, Berdaya dan Berbudaya), pihaknya meyakini aka ada perubahan kesejahteraan masyarakat Matim; apalagi dukungan Pemerintah Provinsi NTT sangat kuat. “Masyarakat Manggarai Timur yang sejahtera’ tentu kita memberdayakan masyarakat tetapi pemberdayaan dalam nuansa budaya-budaya Manggarai,” tegasnya.

Hal ini kata Wabup, nampak dalam kegiatan pembangunan yakni infrastruktur pengerjaan jalan. “Karena perhitungan kita bahwa akses jalan menjadi akses utama untuk kegiatan pembangunan. Kami juga tekankan kepada Pemerintah Desa bahwa Alokasi Dana Desa (ADD) dapat digunakan juga untuk jalan raya minimal satu desa satu kilometer per tahun. Sehingga perhitungan kita sampai dengan tahun 2023 yang akan datang khususnya jalan raya di Kabupaten Manggarai Timur sudah terakses dengan baik minimal jalan lapen,” tutur Wabup sembari menambahkan, khusus untuk jalan di Kabupaten Matim hampir 80% jalan sudah diakses dengan bagus di luar jalan provinsi.

Disinggung soal objek-objek wisata di Manggarai Timur, Wabup Jaghur mengatakan, pertama wisata budaya. “Wisata budaya kita sebenarnya kalau tidak ada Covid-19 maka kita punya Festival Kopi Colol (FKC). Jadi daerah Colol merupakan satu kecamatan di Matim yang merupakan penghasil kopi terbesar di Manggarai Timur dengan mutu kopi yang mendunia. Karena virus corona sehingga FKC tersebut masih ditunda,” papar Wabup.

Selain itu, kata Wabup ada wisata alam. “Wisata alam yang kita punya ada banyak yang terkenal adalah Rana Tonjong. Keunikannya di sana mulai dari ujung sampai ujung di danau tersebut ada bunga teratai yang bunganya indah dan terbesar di dunia di Kecamatan Sambi Rampas. Sehingga ada porensi-potensi alam dan budaya,” kata Wabup.

Wabup mengaku, di Manggarai Timur ada lima ternak unggulan berdasarkan budaya Manggarai yakni ayam, babi, sapi, kerbau dan kuda. “Tantangan terbesar dalam mewujudkan Matim Seber adalah pola dan kebiasaan hidup dalam masyarakat kita,” ucap Wabup.

Ikut hadir bersama Wabup Jaghur, Kepala Dinas Pendidikan Matim, Basilius Teto, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Matim, Fransiskus Malas dan Camat Elar. Usai berdialog Wabup Jaghur menemui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si. (*/rb)

Sumber berita dan foto (*/Valeri Guru/Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)