SD Kristen Rehobot Kupang Hasilkan RPP Perspektif Bencana di Era Normal Baru

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Tim pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Undana menyelenggarakan workshop pengintegrasian literasi informasi kebencanaan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD Kristen Rehobot Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Kegiatan ini diikuti 11 guru SD berlangsung 2 hari, pada setiap Sabtu (18 dan 25 Juli 2020).

Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/07/17/lp2m-undana-edukasi-budaya-sadar-bencana-di-sd-kristen-rehobot-kupang/

Menurut Ketua Tim Pelaksana PKM, Dr. Petrus Ana Andung, S.Sos., M.Si.  workshop ini ditujukan untuk memfasilitasi para guru dalam menyelipkan pendidikan kebencanaan ke dalam pembelajaran. “Melalui workshop selama 2 hari ini, kami tim PKM yang terdiri dari dosen Ilmu Komunikasi dan Pendidikan PPKn Undana berupaya memfasilitasi teman-teman guru SD Rehoboth akan tips dan kiat mengintegrasikan topik-topik kebencanaan yang relevan ke dalam RPP. Kita sesuaikan dengan keadaan lingkungan SD Rehobot yang rentan terhadap ancaman banjir dan angin puting beliung. Dua topik ini yang kita diskusikan dengan teman-teman guru guna diselipkan di RPP sehingga budaya sadar bencana terbangun secara berkelanjutan,” kata Andung.

Tampak para guru kelas rendah sedang melakukan revisi RPP

Sebelum workshop, demikian tegas salah satu dosen ilmu komunikasi ini, kegiatan PKM yang merupakan hasil kerja sama antara LP2M Universitas Nusa Cendana dengan Kemenristek/BRIN, telah melewati beberapa kegiatan. Di antaranya kampanye informasi dan pelatihan tentang komunikasi kebencanaan termasuk di dalamnya membahas topik penanggulangan bencana utamanya banjir dan angin puting beliung. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan PKM menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Masyarakat Penanggulangan Bencana (PMPB) NTT sebagai salah satu narasumber pelatihan.

Workshop yang difasilitasi oleh Daud Nassa, berlangsung di SD Rehoboth, Desa Oebelo. Para guru didampingi untuk memperbaiki RPP dengan menyesuaikan dengan tuntutan kebiasaan normal baru (new normal) akibat pandemi Covid-19.

Kepala Sekolah dan para guru nampak antusias akan apa yang dilakukan. “Saya sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Selama ini, saya belum pernah mengajarkan siswa tentang topik bencana di kelas 2. Dengan pelatihan dan workshop ini, saya dapat banyak pengetahuan sehingga saya sudah revisi RPP dan mengintegrasikan topik bencana dalam RPP semester ini”, ujar salah seorang guru, Yubita Menfini.

Seorang guru SD Kristen Rehobot sementara menyajikan hasil revisi RPP untuk kelas tinggi.

Sementara itu, Kepala Sekolah, Mariajina Soares mengungkapkan bahwa topik kebencanaan akan dijadikan RPP tersendiri terutama di mata pelajaran Muatan Lokal. “Kami bersepakat agar selama 2 jam pembelajaran maka 1 jam dengan topik kebencanaan dan 1 jam sisanya untuk PLSBD. Jam pembelajaran ini disesuaikan juga dengan pemberlakuan new normal,” tegas Soares yakin.

Penyusunan RPP yang berperspektif bencana, dalam pandangan tim PKM, dinilai penting agar masyarakat yang berdomisili di wilayah rawan bencana ini dapat siap siaga. Sebagaimana diketahui, SD Kristen Rehobot ini terletak di tengah lapang kosong tanpa pepohonan dan berada di dekat pinggiran sungai Tanah Merah dan Oebelo sehingga rentan terhadap ancaman angin puting beliung dan banjir.(*)

Sumber berita dan foto (*/Tim Ilmu Komunikasi Fisip Undana Kupang )
Editor (+rony banase)