Pemuda TTS Bangga dan Terharu, Presiden Jokowi Berbusana Adat Amanatun

Loading

Soe-T.T.S, Garda Indonesia | Dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (T.T.S), semua unsur masyarakat menyampaikan kebanggaan dan keharuan mereka terhadap apresiasi dari Presiden Jokowi yang menggunakan pakaian adat Swaparaja Amanatun saat menjadi inspektur upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada Senin, 17 Agustus 2020.

Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/08/17/berbusana-adat-amanatun-tts-presiden-pimpin-upacara-di-istana-merdeka/

Kebanggaan serupa pun dilontarkan oleh Charles Lakapu, salah satu penggagas berdirinya Komunitas Pemuda TTS. Kepada Garda Indonesia pada Senin siang, 17 Agustus 2020, ia mengungkapkan keharuan dan kebanggaan yang dirasakannya.

“Yang pertama, pasti kita bangga karena tidak menyangka ketika bapak presiden merajut keberagaman rakyat Indonesia. Hari ini, busana adat TTS bersinar di sana (Jakarta, red) dan merasa terhormat dan bangga,” ucapnya.

Nunkolo- Kampung kecil di TTS, imbuh salah satu fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Desa ini, menyampaikan bahwa dengan budaya dan busana yang khas ada dalam pikiran bapak presiden dan dengan dipakainya busana adat TTS, masyarakat TTS bangga betul dan merasa terhormat.

“Karena, TTS ada di dalam hati, jiwa dan pikiran bapak presiden. Kami membayangkan Indonesia begitu luas dengan beragam suku dan budaya, hari ini kampung kecil di TTS ada dalam pikirannya bapak presiden. Ini luar biasa,” urai Charles Lakapu dengan penuh nada bangga.

Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/08/17/tenun-ikat-merah-putih-tts-dari-dekranasda-ntt-bagi-presiden-jokowi/

Charles pun menguraikan makna dari keseluruhan pakaian adat Amanatun yang dikenakan Presiden Jokowi. “Kalau dilihat dari motifnya, itu dari Nunkolo, Amanatun yang merupakan tenun ikat Swapraja Amanatun. Karena, TTS memiliki 3 daerah swapraja, yakni Mollo, Amanuban dan Amanatun,” jelasnya.

Jokowi dengan balutan Pakaian Adat Swaparaja Amanatun

Bagi kita Antoin Meto (orang Timor, red) di TTS itu, terang Charles, yang mengenakan pakaian adat tersebut adalah Usif yang artinya raja. “Di kepala, pilu dengan dua tanduk sebagai pemimpin melambangkan pemimpin yang menjunjung rakyatnya. Alu atau sirih pinang yang di samping itu yang dikaitkan dengan talinya di pundak tanda kasih di mana dia berjalan, sang Usif ini harus tetap memikul beban rakyat dan tetap mengendong rakyat,” terangya gamblang.

Sementara, lanjutnya, Ikat pinggang itu melambangkan seluruh daerah di TTS hidup dalam satu batu tungku yaitu terikat kuat. “Hari ini, Bapak Jokowi lengkap sekali mengenakan pakaian kebesaran sebagai Usif bagi kami orang TTS. Dari pilu dan dua tanduk itu benar melambangkan bahwa pemimpin harus menjunjung rakyatnya,” ujarnya.

Selain itu, sebut Charles, Momen Bapak Presiden berbusana Adat TTS hari ini sudah pasti mempunyai dampak luar biasa bagi sektor pariwisata, perdagangan khususnya ekonomi kreatif para pengrajin di Tenun di TTS.

“Semoga, pemimpin di daerah bersama semua stakholder di TTS dan pimpinan di instansi terkait, Peka dan Memiliki Naluri untuk pengembangan Ekonomi Produktif Masyarakat di bidang tenun,” pintanya.

Penulis dan editor (+rony banase)
Foto utama istimewa