Gubernur VBL : Pendidikan Pancasila Pembentuk Karakter Generasi Muda

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | Pendidikan Pancasila di bangku pendidikan diharapkan harus bisa membentuk dan mencetak generasi anak didik yang berkarakter dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sosial. Bukan hanya itu, melainkan juga mampu memberikan dorongan untuk mencintai keragaman dan perbedaan budaya dari seluruh pelosok tanah air.

Hal tersebut dikatakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat audiensi bersama Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Hariyono di ruang kerjanya pada Senin, 31 Agustus 2020.

“Pendidikan Pancasila sendiri perlu memiliki desain agar bukan hanya mentransfer knowledge (pengetahuan) tetapi juga membentuk karakter. Sekolah-sekolah harus bisa memberikah pemahaman pada siswa mengenai nilai-nilai Pancasila termasuk juga memahami lebih dalam tentang kebinekaan kita. Untuk itu karakter saya maksud di sini adalah mencintai perbedaan dan saling menghormati. Harus bisa merefleksikan dan mencintai keragaman kita,” beber Gubernur VBL.

Lanjutnya, “Maka dari itu harus bisa menyatukan perbedaan dalam setiap interaksi sosial. Bangsa kita adalah bangsa besar dengan perbedaan yang sangat banyak mulai dari suku, budaya, bahasa, hingga warna kulit. Bukan hanya soal tahu tapi harus bisa paham makna dibalik keanekaragaman itu. Harus meyakini itu adalah bagian dari kita. Toleransi kita jaga. Maka dengan itu nasionalisme kita akan tercipta dengan semangat persatuan.”

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat(VBL) saat beraudiensi dengan Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Hariyono di ruang kerjanya pada Senin, 31 Agustus 2020

Lebih lanjut dikatakannya, NTT sendiri juga memiliki keragaman budaya dan banyak suku. “Kita di NTT ini sangat banyak sukunya. Bahkan dalam satu pulau sendiri ada banyak jenis bahasa. Saat ini, kita di birokrasi juga setiap ASN diwajibkan setiap hari Selasa dan Jumat memakai sarung tenun dari berbagai suku yang ada. Hal tersebut tidak terlepas dari rasa cinta budaya kita di NTT,” imbuh VBL.

Sementara itu, Wakil Kepala BPIP Hariyono mengatakan keragaman suku dan budaya Indonesia sebagai kekayaan. “Banyaknya suku dan budaya itu adalah kekayaan kita yang juga menjadi ciri khas. Orang mengenal Indonesia berarti mengenal suatu bangsa yang penuh dengan keragaman dan kita harus bangga dengan hal itu,” ujar Hariyono.

Dalam audiensi tersebut, Gubernur VBL bersama Wakil Kepala BPIP Hariyono juga membahas mengenai pengembangan kelor dan juga garam di Provinsi NTT. (*)

Sumber berita  (*/Meldo—Humas dan Protokol Setda NTT)
Editor dan foto utama (+rony banase)