Biaya Murah; Kini, Desa Kenarimbala di Alor & Desa Golo Lewe di Mabar Ada Listrik

Loading

Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Selama ini kami menggunakan genset dan biaya BBM setiap bulan sebesar Rp.750.000,- Dengan adanya listrik dari PLN kami dapat menikmati terang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan genset dimana dengan membeli token Rp. 50.000,- bisa kami gunakan lebih dari 1 bulan, dan kami dapat melaksanakan aktivitas di malam hari dengan lebih nyaman,” ungkap Kepala Desa Golo Lewe, Alesandro Da Silva Baut.

Itu kesan pertama yang disampaikan Kepala Desa Golo Lewe, begitu PLN berhasil melistriki Desa Golo Lewe Kecamatan Kumus Barat, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Untuk mengaliri desa Golo Lewe, PLN membutuhkan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 3,4 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 4 kms, dan gardu 2 buah dengan kapasitas masing – masing 50 kVa, sedangkan di Desa Kenarimbala PLN membutuhkan JTM 14.21 Kms, JTR 9.75 Kms dan gardu 3 buah dengan kapasitas masing – masing 150 kVa.

Desa Golo Lewe Kecamatan Kumus Barat, merupakan salah satu desa di kawasan 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Indonesia yang berhasil dilistriki oleh PLN. Selain itu terdapat Desa Kenarimbala, Kecamatan Alor Timur Laut,  Kabupaten Alor.

General Manager PLN UIW NTT, Agustinus Jatmiko saat menyalakan meteran listrik di Desa Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor

Kegiatan menyalakan listrik secara simbolis dan perdana di Desa Kenarimbala dilakukan oleh General Manager PLN UIW NTT Agustinus Jatmiko bersama Bupati Alor Amon Djobo pada Jumat, 4 September 2020. Dalam sambutannya, Agustinus Jatmiko menyampaikan bahwa PLN hadir menerangi Desa Kenarimbala.

“Ini kami berikan sebagai bukti komitmen PLN dan semoga listrik bagi 230 KK di desa ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat. Listrik untuk kehidupan yang lebih baik. Listrik untuk Rakyat, Listrik untuk semua.” urai Jatmiko

Keberhasilan melistriki desa 3T tersebut bukanlah hal mudah, penuh perjuangan untuk mencapai kedua desa tersebut karena medan yang sulit. Namun, atas kerja keras dan komitmen PLN, akhirnya kedua desa tersebut bisa dialiri listrik dengan baik.

“Proses menyalakan listrik di kedua desa 3T ini bukanlah kali pertama, sebelumnya, kami juga berhasil menyalakan beberapa desa di pelosok Indonesia, kami sadar, kebutuhan listrik sangat penting bagi warga, agar bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat” imbuh Jatmiko.

Bupati Alor Amon Djobo menyampaikan ucapan terima kasih kepada PLN, “Setelah penantian, akhirnya kehadiran PLN dapat memberi pelayanan terang di desa. “Kini, masyarakat bisa merasakan fasilitas kelistrikan, untuk itu mudah-mudahan dapat memberikan harapan, sehingga masyarakat punya hidup dalam terang dan terang hidup di dalam mereka untuk kerja lebih baik lagi,” kata Bupati Djobo.

Dengan dialiri listrik di kedua desa tersebut, maka sebanyak 335 KK sudah menikmati listrik di minggu pertama September 2020, dan upaya pelistrikan daerah terpencil serta daerah 3T akan terus dilakukan PLN, sebagai wujud PLN hadir untuk masyarakat demi membangun ekonomi dan sosial wilayah paling luar Indonesia.(*)

Sumber berita dan foto (*/ Communication and CSR PLN)
Editor (+rony banase)