Pungut Uang Saat Pandemi, Kepala Sekolah SMAN 1 Kimbana Dikritik di Facebook

Loading

Belu-NTT, Garda Indonesia | Salah satu pemilik akun facebook atas nama Bobi mengkritik Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kimbana, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yeremias Nana di grup facebook ‘Kotak Suara’ pada Selasa, 29 September 2020 pagi.

Akun Bobi mengkritisi kebijakan sekolah memungut uang dari orang tua siswa senilai Rp.300.000 (tiga ratus ribu rupiah) per siswa di tengah pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid – 19). “SAYA MINTA KLARIFIKASIH BAIK DARI KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI TASIFETO BARAT ATAU SMA KIMBANA MAUPUN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KAB BELU..TENTANG KELUHAN PARA ORANG TUA MURID DI SMA KIMBANA..Inilah hasil pertemuan para orang tua murid dengan Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri Tasifeto Barat atau SMA Kimbana..Bapak Yerem Nana. Hari ini tanggal 29-9-2020..jam 9 pagi tadi..Jika ceritanya seperti ini lalu pertanyaan saya….DANA BOS ITU DI GUNAKAN UNTUK APA SAJA…UNTUK.LAPANGAN BOLA VOLI SAJA HARUS DIBEBANKAN KEPADA ORANG TUA MURID,APALAGI MASA PADEMI COVlD-19,SEPERTI INI… sekian dan terima kasih.

“Pagi om Bobi, saya mau tanya di masa pandemik begini, Apa boleh kepala sekolah mewajibkan orang tua murid untuk mengumpulkan uang sejumlah 300 ribu per siswa untuk alasan pembangunan lapangan bola voli dengan alasan kalau pak WiIi Lay ad los stroom untuk batu pecah/kerikil sehingga orang tua murid diwajibkan untuk mengumpulkan uang dengan nominal tadi Hanya sekedar info, anak itu kelas 10 sampai 12 total sejumlah 900 siswa Itu artinya menelan biaya yang sangat besar”, demikian isi teks hasil screenshot Garda Indonesia dari laman grup facebook Kotak Suara, dua jam setelah diposting akun Bobi.

Kepala Sekolah SMAN 1 Kimbana Yeremias Nana ketika dikonfirmasi pada Selasa petang via sambungan telepon seluler membenarkan isi postingan itu. Ia menjelaskan, bahwa pungutan itu atas inisiatif pihak sekolah melalui rapat resmi dewan guru beberapa waktu sebelumnya. Kemudian, dilanjutkan dengan rapat resmi bersama seluruh orang tua siswa dan sudah disepakati tanpa ada orang tua yang merasa keberatan.

Pertemuan itu pun, lanjut Yerem Nana (sapaannya), dilengkapi dengan notulen rapat dan tanda tangan daftar hadir orang tua siswa, pertanda telah ada kesepakatan. “Tiga tahun ini lapangan praktik untuk anak –anak tidak ada. Karena itu, kita minta persetujuan orang tua membantu kita untuk membangun lapangan serba guna berukuran 52 × 31 meter itu. Rencana ini sudah sejak tahun lalu. Kita sudah dua kali rapat dengan orang tua siswa kelas X dan XI. Nanti hari Kamis (1 Oktober 2020,red) rapat lagi dengan orang tua kelas XII. Tujuannya untuk anak – anak. Uangnya belum mulai kumpul. Kalau mau bangun yang bagus butuh anggaran empat ratus juta sekian. Tapi, kita ambil yang standar saja dengan anggaran dua ratus juta sekian. Makanya kita bagi ke anak – anak. Saya sebagai kepala sekolah juga sudah sampaikan kepada orang tua untuk ikut sumbang lima juta”, tandas Yerem Nana.

Berkaitan dengan nama Bupati Belu Wilibrodus Lay disebut dalam postingan akun Bobi itu, lebih lanjut Yerem Nana menuturkan, bahwa itu janji bupati sendiri saat menghadiri acara pesta perak sekolah tahun lalu. “Waktu pesta perak itu, beliau hadir dan menjanjikan untuk sumbang kerikil. Lapangan itu serba guna seperti bola volly putra/ putri, basket, badminton, futsal. Saya tidak mau dinilai sebagai pungutan liar, karena itu orang tua juga tanda tangan daftar hadir dan dibuatkan notulen rapat. Pembayarannya pun tidak satu kali. Kita kasih kesempatan cicil sampai dengan bulan Desember 2020”, urainya.

Ketua Komite SMAN 1 Kimbana, Fransisco Manek

Yerem Nana juga mengatakan bahwa pihak sekolah sudah memberikan keringanan bagi orang tua yang anaknya lebih dari satu bersekolah di sekolah itu. “Kalau ada orang tua yang punya dua atau tiga anak maka satu saja yang bayar, yang lain tidak boleh bayar”, tegasnya.

Yerem Nana juga menyinggung tentang dana BOS. Menurutnya, petunjuk teknis (juknis) dana BOS tidak ada untuk membangun lapangan baru. Yang ada justru rehabilitasi. “Juknis dana BOS tidak ada pos untuk bangun baru. Kalau untuk rehab ada”, tutur Yerem Nana sembari memastikan akan segera melakukan klarifikasi dengan para pejabat terkait.

Ketua Komite SMAN 1 Kimbana Fransisco Manek yang ditemui Garda Indonesia di kediamannya pada Rabu, 30 September 2020 siang menambahkan, bahwa dana komite memang ada tetapi setelah dikalkulasi, ternyata keuangan komite tidak cukup untuk pembangunan fisik seperti lapangan olah raga. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Bupati Belu Willibrodus Lay untuk membantu kerikil 12 (dua belas) kubik dan uang Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah).

“Bupati sendiri mau untuk tanggulangi kerikil 12 kubik dan uang semen lima juta. Uang sudah kasih ke bendahara panitia, sedangkan kerikil belum”, ungkap ketua komite.

Frans Manek mengaku, bahwa dirinya tidak pernah hadir dalam pertemuan dewan guru dan orang tua siswa. Tetapi hasil pertemuannya selalu disampaikan kepala sekolah kepadanya. “Memang saya tidak hadir dalam rapat tapi hasil kesepakatannya, kepala sekolah selalu beritahu ke saya”, bebernya.

Manek membantah secara tegas bahwa informasi postingan akun Bobi itu sama sekali tidak benar. Karena, katanya, pungutan itu berdasarkan hasil kesepakatan bersama orang tua siswa, tidak ada paksaan. “Saya berharap kepada seluruh orang tua siswa untuk tidak percaya informasi liar yang sifatnya menghasut. Mari kita sama – sama jalankan hasil kesepakatan ini dan jangan mengingkari. Kita perlu dukung untuk kepentingan sekolah terutama untuk kepentingan anak – anak kita. Saya pastikan untuk ikut mengawasi pembangunan lapangan serba guna ini hingga selesai”, pungkasnya. (*)

Penulis + foto : (*/ Heminus Halek)
Editor : (+ rony banase)